Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alami Resesi, Ekonom: Proyeksi Pertumbuhan Kredit Tahun 2020 Hanya 2%

Pertumbuhan kredit secara umum pada 2020 perkirakan akan hanya mencapai kurang lebih 2 persen, selaras dengan dinamika investasi dan pertumbuhan ekonomi saat ini. 
Karyawan beraktivitas di sebuah gedung perkantoran di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta hingga Rabu (18/3), sebanyak 21.589 orang dari 220 perusahaan telah melaksanakan bekerja di rumah atau Work from Home (WFH)./ANTARA FOTO-Wahyu Putro A
Karyawan beraktivitas di sebuah gedung perkantoran di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta hingga Rabu (18/3), sebanyak 21.589 orang dari 220 perusahaan telah melaksanakan bekerja di rumah atau Work from Home (WFH)./ANTARA FOTO-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA -  Pertumbuhan kredit secara umum pada 2020 perkirakan akan hanya mencapai kurang lebih 2 persen, selaras dengan dinamika investasi dan pertumbuhan ekonomi saat ini. 

Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk Adrian Panggabean mengatakan pertumbuhan kredit yang masih terlihat cukup positif selama Januari-Februari 2020, akan jatuh cukup dalam pada kuartal II/2020. Hal ini sejalan dengan penurunan tajam dalam aktivitas ekonomi dan produksi. Menurutnya, aliran kredit diperkirakan baru akan perlahan pulih di kuartal IV/2020 sejalan dengan mulai bergeraknya aktivitas ekonomi.

“Menyempitnya risk-appetite [tingkat risiko] perusahaan finansial sehingga penyaluran kredit akan menjadi sangat selektif berakibat pada aliran kredit akan mengecil,” katanya seperti dikutip dalam Economics Note CIMB Niaga, Rabu (22/4/2020).

Menurutnya, neraca konsolidasi bank komersial, neraca pembayaran, aktivitas bursa, neraca fiskal, dan beberapa set data non-tradisional, mengindikasikan tekanan yang cukup tinggi pada proses intermediasi finansial kuartal II/2020.

Kemudian adanya restrukturisasi pinjaman, penyaluran kredit yang selektif, jatuhnya aktivitas investasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang akan terus “underperform” sejak 2016, dan turun tajamnya dinamika di secondary housing market dan used-car market, juga akan menambah deretan indikasi bahwa aktivitas investasi telah turun tajam sejak awal kuartal II/2020.

“Kami menyimpulkan bahwa Indonesia mengalami resesi di tahun 2020,” katanya.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan stabilitas sektor jasa keuangan hingga Maret 2020 masih dalam kondisi terjaga, tercermin dari fungsi intermediasi yang masih tumbuh positif di tengah tekanan Covid-19.

Pertumbuhan kredit pada Februari 2020 tercatat lebih rendah dibandingkan dana pihak ketiga (DPK). Pada Februari 2020, OJK mencatat pertumbuhan kredit perbankan tercatat sebesar 5,93 persen secara year on year (yoy). Sementara itu, DPK yang dihimpun perbankan tumbuh sebesar 6,80 persen (yoy).

Selain itu, pada Februari 2020, Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross tercatat sebesar 2,79 persen dan NPL net sebesar 1,00 persen, serta rasio NPF sebesar 2,66 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper