Bisnis.com, JAKARTA - Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Agus Santoso meminta agar koperasi dapat menjaga kepercayaan masyarakat untuk tetap melakukan simpanan. Pengurus koperasi dinilai harus dapat menyosialisasikan posisi anggota dalam koperasi.
Agus menjelaskan bahwa kerap terdapat anggota koperasi yang tidak mengetahui bahwa dirinya merupakan anggota, melainkan melihat dirinya sebagai nasabah seperti di perbankan.
Hal itu pun membuat cara anggota melihat penarikan dana seperti perbankan, bukan seperti penarikan dari koperasi.
"Banyak yang dia melihat dirinya nasabah, bukan anggota. Rasa koperasinya tidak ada, karena anggotanya tidak ada sehingga memengaruhi penarikan," ujar Agus pada Kamis (23/4/2020).
Selain itu, Agus menjelaskan bahwa pemerintah memberikan kebijakan relaksasi kredit bagi masyarakat yang terdampak oleh COVID-19. Namun, untuk konteks koperasi, terdapat dua jenis keringanan yakni relaksasi bagi anggota dan bantuan likuiditas bagi koperasi agar tetap dapat menjaga operasionalnya.
Sementara itu, pengambilan simpanan dari koperasi diperkirakan akan melonjak seiring tekanan kondisi ekonomi dan faktor sentimen dari sejumlah kasus gagal bayar. Koperasi simpan pinjam dinilai harus mempersiapkan likuiditasnya.
Baca Juga
Sekretaris Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Rully Indrawan menjelaskan bahwa pada hari ini pihaknya telah menggelar pertemuan dengan sejumlah koperasi simpan pinjam untuk membahas praktik koperasi saat ini. Seluruh koperasi menyatakan bahwa terdapat sejumlah kendala dalam praktik usaha.
Menurut Rully, kendala yang terjadi saat ini misalnya adanya imbauan physical distancing yang membuat pengurus koperasi sulit menemui anggotanya untuk menagih iuran. Selain itu, peningkatan permintaan anggota untuk menarik simpanannya turut menjadi kendala bagi operasional koperasi.
"Kalau dulu menjelang puasa dan lebaran permintaan anggota untuk mengambil simpanannya itu sudah diantisipasi [oleh pengurus koperasi], tetapi kondisi saat ini kemungkinan permintaan dari anggota untuk pengambilan dana akan membesar dan belum terantisipasi," ujar Rully