Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: Proyeksi Pertumbuhan Kredit 2020 Lebih Rendah dari Pertumbuhan PDB

Pelemahan ekonomi sebagai dampak dari Covid-19 turut menggerogoti kinerja sektor jasa keuangan, salah satunya industri perbankan.
Chief Economist BNI Ryan Kiryanto menyampaikan materi saat mengikuti acara diskusi perbankan di Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (18/3/2015)./JIBI-Abdullah Azzam
Chief Economist BNI Ryan Kiryanto menyampaikan materi saat mengikuti acara diskusi perbankan di Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (18/3/2015)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Pelemahan ekonomi sebagai dampak dari Covid-19 turut menggerogoti kinerja sektor jasa keuangan, salah satunya industri perbankan.

Akibatnya bisnis utama perbankan, yakni fungsi intermediasi menjadi terganggu dan mulai mengalami tekanan sehingga pertumbuhan kredit pada tahun ini akan akan jauh lebih rendah dari capaian tahun lalu.

Kepala Ekonom Bank BNI Ryan Kiryanto memprediksi pertumbuhan kredit pada 2020 tidak akan melebihi 5%, bahkan dinilai akan tumbuh di bawah angka pertumbuhan PDB Indonesia.

Berdasarkan data OJK, kinerja perbankan per Maret 2020 dari sisi kredit dan dana pihak ketiga (DPK) masih menunjukkan peningkatan, di mana masing-masingnya tercatat tumbuh 7,95% dan 9,54% secara tahunan (yoy).

Menurut Ryan, meski hampir seluruh komponen aset perbankan bergerak ke atas, namun secara tren kurva pertumbuhan tersebut mulai terlihat melandai. Pada kuartal kedua diyakini kurva pertumbuhan tersebut akan bergerak melengkung ke bawah.

"Norrmalnya [kredit] akan tumbuh 2%-3%. malah ada analisis pertumbuhan kredit akan tumbuh di bawah pertumbuhan PDB. Saya kira full year [pertumbuhan kredit] tidak akan sampai 3%," katanya, Senin (18/5/2020).

Adapun, pada kuartal I/2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 2,97%. Ryan mengatakan, jika dilihat secara kuartalan, pertumbuhan tersebut menurun, -2,41%.

Penopang pertumbuhan pada kuartal I/2020 pun bukan ditopang oleh sektor primer, melain sektor tersier seperti sektor jasa keuanga, asuransi, kesehatan, dan lainnya.

Ryan menyoroti, sektor konsumsi rumah tangga yang biasanya tumbuh selalu di atas 5%, pada kuartal I/2020 tercatat hanya tumbuh 2,84% secara tahunan.

"Hampir semua sektor primer anjlok, industri, pertanian, petambangan, konsumsi, padahal sektor primer tadi merupakan pengungkit sektor lainnya," tuturnya,

Sehingga Ryan menilai, untuk menekan dampak tersebut agar tidak semakin dalam, maka bank harus lebih selektif lagi dalam menyalurkan kredit, di samping memberikan restrukturisasi kepada debitur yang kapasitas kemampuan bayarnya mulai terganggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper