Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. tidak akan ngoyo untuk menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan hingga kuartal I/2020 penyaluran KPR masih tumbuh 7,0 persen menjadi Rp92,5 triliun. Namun, sebagai bank swasta yang menyalurkan KPR non subsidi, penurunan permintaan kredit tidak bisa dielakkan.
Walaupun permintaan kredit menurun, Jahja menyatakan tidak bisa dipaksakan oleh bank dengan menggenjot penyaluran di tengah pandemi Covid-19.
"Jangan lawan arus, itu tidak bermanfaat dan merusak diri sendiri. Ada permintaan kami berikan. Buat apa ambil kredit sekarang, besok minta restrukturisasi," katanya Selasa (2/6/2020).
Bank BCA sebelumnya telah melakukan expo pada Februari 2020 lalu atau sebelum terjadi pandemi Covid-19. Realisasi kredit KPR yang terjual dalam expo tersebut baru akan terlihat pada April 2020.
Sementara itu, analisis uang beredar Bank Indonesia yang dirilis Rabu (3/6/2020) melaporkan penyaluran kredit properti melambat pada April 2020. Hal ini disebabkan oleh melambatnya penyaluran kredit perumahan rakyat (KPR) maupun kredit pemilikan apartemen (KPA), kredit real estate, dan kredit konstruksi.
Baca Juga
Pertumbuhan KPR maupun KPA melambat dari 6,6 persen yoy pada Maret 2020 menjadi 5,4 persen yoy pada April 2020. Kredit konstruksi tercatat melambat dari 8,8 persen yoy pada Maret 2020 menjadi 8,0 persen yoy pada April 2020, terutama pada konstruksi jalanan tol.
Sementara itu, kredit real estate melambat dari 7,2 persen yoy menjadi 6,9 persen yoy pada April 2020, terutama pada kredit real estate perumahan flat atau apartemen.