Bisnis.com, JAKARTA - Berbeda dengan bank besar, kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) I, atau yang bermodal inti di bawah Rp1 triliun, memiliki tantangan yang cukup besar dalam melayani nasabah di tengah pandemi Covid-19.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengatakan saat kondisi normal pun, bank BUKU I kesulitan dalam memberikan layanan digital. Bank kecil memang masih bisa bergabung dengan bank besar dalam memberikan layanan Automatic Teller Machine (ATM).
Hanya saja, layanan digital tidak memiliki sarana co-branding seperti ATM. Hal ini pun membuat bank besar belum bisa membantu bank kecil terkait kemudahan layanan transaksi secara digital.
"ATM masih bisa join, tidak usah beli mesin ATM, tapi di giral belum bisa begitu, belum ada sarana co-branding dengan baik lain. Kita yang besar belum bisa bantu berikan fasilitas digital ke bank kecil," katanya dalam Live Webinar Perbankan bersama LPS dan BCA yang digelar oleh Bisnis Indonesia, Rabu (10/6/2020).
Menurutnya, lantaran hal tersebut Bank BUKU I sebaiknya tidak agresif dalam memberikan pinjaman. Aliran kas yang ada saat ini paling tidak bisa menutupi biaya operasional dan menghasilkan keuntungan.
Bank kecil pun diminta untuk tidak terlalu mengejar penyaluran kredit karena bisa saja meningkatkan biaya. Ketersediaan likuiditas juga harus dijaga agar profitabilitas tidak tergerus.
"Asalkan balance dijaga, saya kira aman, jangan harap profit bertambah. Asal tidak rugi, equity tidak tergerus adalah pilihan baik," katanya.