Bisnis.com, JAKARTA - Transaksi di pasar uang antar bank (PUAB) mengalami tren penurunan pada masa pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan likuiditas yang melonggar di sejumlah bank sejalan dengan penyaluran kredit yang belum agresif.
Direktur Finance, Planning, & Treasury PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Nixon L. P. Napitupulu menyampaikan memang transaksi di PUAB selama masa pandemi ini cenderung menurun.
Hal ini dikarenakan penyaluran kredit yang masih cenderung melambat, sehingga likuiditas di perbankan lebih longgar.
"Sama kondisinya di Bank BTN, karena aktivitas kredit yang menurun," katanya kepada Bisnis, Kamis (25/6/2020).
Adapun berdasarkan laporan keuangan bank, per Maret 2020 aset yang ditempatkan di bank lain masih tercatat meningkat, dari Rp1,38 triliun per Desember 2019 menjadi Rp1,56 triliun per Maret 2020.
Presiden Direktur PT Bank Mayora Irfanto Oeij mengatakan posisi perseroan hingga kuartal kedua tahun ini adalah sebagai net lender di pasar uang.
Menurut Irfanto, volume transaksi di PUAB memang mengalami penurunan secara umum, tetapi masih ada ruang bagi bank untuk berpartisipasi secara aktif.
"Kami lihat ke depannya masih masih ada ruang untuk tetap berpartisipasi aktif meskipun secara nominal jumlahnya terbatas," katanya.
Berdasarkan laporan publikasi perseroan per kuartal I/2020 penempatan dana di bank lain tercatat meningkat dari Rp142,40 miliar per Desember 2019 menjadi RpRp220,69 miliar per Maret 2020.
Merujuk pada data Bank Indonesia, rata-rata harian volume transaksi PUAB jangka pendek (overnight) per April 2020 adalah senilai Rp6,02 triliun.
Sementara per Maret 2020, rata-rata harian volume transaksi PUAB sudah tercatat menurun menjadi sebesar Rp9,11 triliun. Padahal per Desember 2019 rata-rata volume transaksi masih senilai Rp12,05 triliun.