Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BRIsyariah Tbk. masih membukukan kinerja positif untuk penyaluran pembiayaan segmen mikro positif hingga paruh pertama tahun ini. Pembiayaan mikro yang disalurkan emiten bersandi BRIS ini mencapai Rp9,5 triliun per Juni 2020, tumbuh 150% secara tahunan.
Direktur Bisnis Ritel BRIsyariah Fidri Arnaldy mengatakan pertumbuhan ini dilatarbelakangi oleh transformasi digital yang dilakukan BRIsyariah. Salah satunya dengan penggunaan aplikasi i-Kurma yang mempercepat proses pengajuan pembiayaan.
Aplikasi ini juga memudahkan tenaga pemasar pembiayaan BRIsyariah untuk memeriksa data calon nasabah, karena sudah terhubung secara online dengan Dukcapil dan OJK. Dengan i-Kurma, pemohon pembiayaan hanya perlu menyampaikan identitas dan keterangan mengenai usahanya dan selanjutnya keputusannya akan disampaikan maksimal dalam dua hari.
“Transformasi digital merupakan salah satu fokus kami, di samping transformasi kultur. Kami sadar, kami harus bertransformasi dan berinovasi untuk terus tumbuh di tengah pandemi. Transformasi ini kami arahkan sesuai visi misi kami, yaitu menjadi bank ritel terkemuka dengan beragam layanan,” ujar Fidri dalam siaran pers BRIS, Rabu (15/7/2020).
Dia melanjutkan transformasi digital di sisi pembiayaan melalui i-Kurma sejalan dengan upaya BRIsyariah mendukung UMKM di Indonesia mengembangkan bisnisnya.
“Kami fokus untuk memberikan dukungan dan solusi-solusi terbaik kepada para pelaku UMKM melalui berbagai program dan layanan seperti pembiayaan dan layanan transaksi keuangan digital,” lanjut Fidri.
Baca Juga
Dia menyebutkan BRIsyariah juga memperluas penggunaan i-Kurma untuk segmen konsumer, khususnya produk Multi Faedah di tahun 2020. Pembiayaan Multi Faedah adalah pembiayaan untuk berbagai keperluan calon nasabah yang bersifat konsumtif dengan sumber pembayaran penghasilan tetap.
“Pembiayaan konsumer Multi Faedah merupakan salah satu produk pembiayaan unggulan kami. Karena itu kami mengakselerasi prosesnya agar pelayanan pada nasabah makin excellent.”
Fidri melihat masih banyak sektor produktif yang berpotensi berkembang di masa pandemi COVID-19.
“Kami akan menyasar pada sektor produktif yang tetap dibutuhkan pada masa pandemi seperti pangan, pertanian, peternakan, alat kesehatan, dan obat-obatan. Di tengah pandemi seperti ini kita harus saling membantu untuk memudahkan pelaku usaha yang membutuhkan bantuan pengembangan usaha karena UMKM merupakan salah satu penggerak dan tulang punggung perekonomian nasional,” pungkasnya.
Meski demikian Fidri menambahkan pertumbuhan pembiayaan BRIsyariah tetap selektif. “Kami tetap berpegangan pada prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan,” tegas Fidri.