Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. memperkirakan dapat membukukan pertumbuhan kredit di kisaran 4 persen sampai dengan akhir 2020 dengan kredit KPR Subsidi sebagai mesin pertumbuhan.
Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan hingga kuartal II/2020 perseroan dapat membukukan laba mencapai Rp768 miliar. Dari situ, perseroan optimis dapat melampaui target laba di kisaran Rp1,1 triliun-Rp1,2 triliun hingga akhir tahun ini, sesuai dengan angka revisi rencana bisnis bank (RBB).
Proyeksi pertumbuhan laba diharapkan akan memberikan pengaruh terhadap rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang saat ini di kisaran 19,1% akan meningkat menuju 19,5%. Sementara itu, pertumbuhan kredit diperkirakan akan tumbuh di kisaran 4%-5% pada tahun ini.
Pahala mengatakan permintaan KPR mengalami penurunan signifikan pada awal pandemi. Namun, permintaan terhadap KPR subsidi dan non-subsidi perlahan menunjukkan perbaikan pada Juni.
KPR subsidi menyumbang 60% terhadap total KPR, sedangkan sisanya berasal dari KPR non-subsidi. Sementara porsi KPR mencapai 73% dari total portofolio kredit perseroan.
"Sehingga diharapkan sampai dengan akhir tahun nanti, kredit kita masih bisa tumbuh 4%. KPR masih tumbuh antara 5%-6%. Dan khusus KPR bersubsidi kita proyeksinya tumbuh di kisaran 10% pada 2020 secara yoy," katanya, Senin (3/8/2020).
Baca Juga
Pertumbuhan KPR subsidi didorong adanya paket stimulus pemerintah dalam program pemulihan ekonomi nasional. Pemerintah menambah subsidi untuk KPR Subsidi Selisih Bunga (SSB) secara keseluruhan senilai Rp1,5 triliun atau 172.000 unit rumah. Dari jumlah itu, BTN mendapatkan kuota 146.000 unit rumah.
"Kita berharap ini terus berlangsung sampai dengan tahun 2021. Dan kita sudah sampaikan harapan ini kepada pemerintah. Dengan adanya hal ini akan membantu pergerakan ekonomi, karena sektor perumahan ini memiliki kaitan dengan 170an sektor lainnya. Jadi kita berharap bisa menggerakan kegiatan ekonomi," imbuhnya