Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fokus Penyelamatan UMKM, Bisnis BRI Tetap Tumbuh

Upaya masif yang dilakukan oleh BRI untuk membantu UMKM tetap survive di antaranya yakni dengan melakukan restrukturisasi kredit. Hingga 31 Juli 2020, BRI telah melakukan restrukturisasi pinjaman senilai Rp183,7 triliun kepada 2,9 juta debitur.
Nasabah bertransaksi melalui mesin ATM di galeri e-banking Bank BRI, di Jakarta, Selasa (12/9)./JIBI-Dwi Prasetya
Nasabah bertransaksi melalui mesin ATM di galeri e-banking Bank BRI, di Jakarta, Selasa (12/9)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mampu terus menumbuhkan bisnisnya di tengah upaya menyelamatkan, membantu dan membangkitkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) akibat tekanan ekonomi yang disebabkan pandemi Covid-19.

Hal itu diungkapkan Direktur Utama BRI Sunarso dalam press conference kinerja keuangan BRI Triwulan II 2020 secara daring di Jakarta (19/8/2020).

“Berbeda dengan krisis sebelumnya, krisis kali ini berdampak ke seluruh lapisan masyarakat terutama kepada pelaku UMKM akibat adanya pembatasan pembatasan yang dilakukan. Sejak awal pandemi terjadi, kami telah berkomitmen untuk fokus melakukan upaya penyelamatan dan membantu kebangkitan UMKM,” kata Sunarso.

Upaya masif yang dilakukan oleh BRI untuk membantu UMKM tetap survive di antaranya yakni dengan melakukan restrukturisasi kredit. Hingga 31 Juli 2020, BRI telah melakukan restrukturisasi pinjaman senilai Rp183,7 triliun kepada 2,9 juta debitur.

Perseroan juga berupaya mengakselerasi aktivitas ekonomi pelaku UMKM di antaranya yakni dengan terus menyalurkan pinjaman secara selektif. Hingga akhir Juni 2020 tercatat BRI telah menyalurkan kredit secara konsolidasian sebesar Rp922,97 triliun atau tumbuh 5,23% year on year.

Pencapaian ini lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri perbankan di bulan Juni 2020 sebesar 1,49% yoy. Dari total pinjaman tersebut, sebesar 78,58% di antaranya atau senilai Rp725,27 triliun disalurkan ke segmen UMKM.

Perseroan menargetkan 80% portofolio pinjaman BRI di tahun 2022 merupakan pinjaman yang disalurkan ke segmen UMKM.

Memasuki semester II/2020, saat ini fokus BRI yaitu membangkitkan kembali para pelaku UMKM, karena untuk restrukturisasi kredit di bulan Juni dan Juli sudah melandai dibandingkan dengan periode April dan Mei yang lalu.

Gencarnya restrukturisasi yang dilakukan yang dibarengi dengan penyaluran kredit yang selektif mampu membuat NPL BRI konsolidasian terjaga di angka 3,13% dengan NPL Coverage 187,73% pada akhir Juni 2020.

“Bagi kami, pertumbuhan yang sustainable dalam jangka panjang merupakan hal utama, oleh karenanya kami berjibaku untuk memastikan debitur UMKM BRI bertahan karena menjadi sumber penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia serta tumpuan bisnis BRI di masa depan,” ujar Sunarso.

Dari segi liabilities, BRI mampu menumbuhkan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga double digit. Hingga akhir Juni 2020, DPK BRI konsolidasian tercatat Rp1.072,50 triliun, tumbuh 13,49% (yoy) di mana pencapaian ini lebih tinggi dari penghimpunan DPK industri perbankan di bulan Juni 2020 yang tercatat sebesar 7,95% yoy. DPK BRI didominasi oleh dana murah (CASA) sebesar 55,81%.

Di sisi lain, pandemi mampu mendorong transaksi digital di BRI sehingga mampu mendongkrak pencapaian pendapatan berbasis komisi. Hingga akhir semester I/2020, pendapatan berbasis komisi BRI tercatat sebesar Rp7,46 triliun atau tumbuh 18,59% yoy.

Strategi yang telah diterapkan perusahaan untuk tetap tumbuh di tengah pandemi membuahkan hasil yang positif.

Hingga akhir Juni 2020, perseroan mampu mencatatkan laba konsolidasian sebesar Rp10,20 triliun dengan aset konsolidasian mencapai Rp1.387,76 triliun atau tumbuh 7,73% yoy.

BRI juga mampu menjaga loan to deposit ratio (LDR) secara ideal di angka 86,06%, atau lebih rendah dengan LDR BRI di akhir Juni 2019 sebesar 92,81%. Sementara itu, permodalan BRI mampu dijaga dengan optimal dengan CAR 20,15%.

Sunarso  mengatakan krisis yang tengah terjadi saat ini menjadi akselerator transformasi yang telah dilakukan BRI sejak 2016 lalu. Transformasi yang dilakukan juga sebagai upaya untuk menjaga keberlangsungan UMKM dengan membawa misi membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

“Meningkatkan produktivitas UMKM artinya sama dengan meningkatkan penyerapan tenaga kerja karena UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper