Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BTN Prediksi Kredit Bisa Tumbuh sampai 4 Persen Tahun Ini

Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan ekonomi pada paruh kedua tahun ini menjadi penentu kinerja fungsi intermediasi termasuk penyaluran kredit kepemilikan rumah.
Pengunjung mencari informasi mengenai Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Indonesia Properti Expo (Ipex) 2020 di Jakarta, Minggu (16/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Pengunjung mencari informasi mengenai Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Indonesia Properti Expo (Ipex) 2020 di Jakarta, Minggu (16/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. meyakini pertumbuhan kredit masih akan mampu tumbuh hingga 4 persen pada tahun ini.

Hal ini mulai tampak dari momentum permintaan kredit subsidi pada kuartal ketiga tahun ini, serta upaya pemasaran dengan memanfaatkan expo virtual BTN.

Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan ekonomi pada paruh kedua tahun ini menjadi penentu kinerja fungsi intermediasi termasuk penyaluran kredit kepemilikan rumah.

Namun, perseroan telah mulai melihat ada peningkatan permintaan, serta difasilitasi dengan program dan penawaran yang menarik bagi debitur.

"Penyaluran KPR bersubsidi Juli Agustus 2020 sudah lebih baik dibandingkan dengan Januari 2020. Angka penyalurannya bahkan sudah melebihi Rp1,2 triliun dan akan terus kami coba tingkatkan lagi. Jadi harapan kami, kredit masih bisa tumbuh 4 persen," katanya dalam usai media briefing Batara Spekta, Rabu (9/9/2020).

Dia menyebutkan perseroan sudah mendapat tambahan stimulus kedua malalui program subsidi selisih bunga (SSB) khusus sekitar 146.000. BTN juga memiliki program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) yang dapat menyasar debitur berpendapatan tidak tetap.

Di luar itu, Pahala menambahkan perseroan juga masih memiliki program KPR virtual expo yang diharapkan mampu membuat rencana kepemilikan rumah banyak kaum milenial dapat terwujud.

Adapun, baki KPR secara industri pada Juni tahun ini tercatat Rp482,03 triliun, naik dari periode sama tahun lalu Rp465,90 triliun.

Rasio kredit bermasalah KPR pada paruh pertama tahun ini berada pada 3,20 persen, naik dari periode sama tahun lalu 2,69 persen lantaran baki kredit bermasalah yang naik lebih cepat.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira berpendapat KPR tetap tidak akan mampu tumbuh lebih dari 7 persen pada tahun ini.

"Ini disebabkan oleh rendahnya daya beli masyarakat terutama kelas menengah. Perubahan prilaku kelas atas yang cenderung menahan pembelian properti dan mengalihkan ke aset yang aman, termasuk simpanan deposito bank," katanya.

Terkait dengan expo dan upaya ekspansi KPR bank-bank besar, menurutnya pun tidak akan terlalu berdampak.

"Bagaimana pun masyarakat atau calon pembeli butuh melihat langsung unit rumahnya. Butuh bertanya langsung karena hunian akan ditinggali cukup lama. Mau tidak mau harus menunggu pandemi reda," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper