Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Corona, Bank Mantap Selektif Salurkan Kredit Mikro dan Ritel

Sampai dengan Agustus 2020, penyaluran kredit Bank Mantap tumbuh 27 persen secara yoy.
Kantor Bank Mantap/bankmantap.co.id
Kantor Bank Mantap/bankmantap.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri Taspen bakal menyalurkan kredit secara selektif seiring dengan dampak yang ditimbulkan akibat pandemi Covid-19.

Fajar Ari Setiawan, Senior Executive Vice President Finance Retail & Digital Banking Bank Mantap, mengatakan perseroan tidak mengeluarkan kebijakan setop booking kredit di segmen mikro usaha dan retail usaha. Ini mengklarifikasi penjelasan perseroan terkait dampak pandemi Covid-19 di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia pada 14 September 2020.

Dia menyampaikan penyaluran kredit terhadap segmen mikro dan retail usaha tetap dapat dilakukan. Hanya saja, penyaluran kredit di segmen itu dilakukan secara selektif, baik untuk nasabah existing maupun nasabah baru.

"Segmen ritel dan mikro banyak ada di Bali. Dengan kondisi Covid-19, lalu lintas wisatawan ke Bali turun drastis, sehingga berdampak ke bisnis di Bali yang hampir semua ditopang bisnis wisata. Ini tentu pengaruh ke segmen yang ada di sana," jelasnya, Selasa (15/9/2020).

Sampai dengan Agustus 2020, penyaluran kredit Bank Mantap tumbuh 27 persen secara yoy. Perseroan optimistis mampu mencapai pertumbuhan kredit di kisaran 23 persen yoy sampai dengan akhir tahun, sesuai dengan revisi rencana bisnis bank.

Sebelum revisi RBB, pertumbuhan kredit dipatok 28 persen yoy pada tahun ini. Adapun, kredit yang diberikan per 30 Juni 2020 senilai Rp22,88 triliun atau tumbuh 28,40 persen secara yoy.

Fajar menyebut pertumbuhan kredit bakal ditopang dari kredit segmen pensiunan yang relatif tidak terlalu terpengaruh kondisi pandemi. Kredit di segmen ini memberikan kontribusi sekitar 90-95 persen dari total kredit perseroan.

"Kami masih fokus ke segmen pensiunan. Kami tetap jalankan akuisisi dengan tetap memperhatikan protokol Covid-19, mengikuti regulasi pemerintah pusat maupun daerah. Dengan pembatasan protokol tersebut, proses akuisisi tetap agresif dilakukan melalui sarana telemarketing," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper