Bisnis,com, JAKARTA - Bank Indonesia melihat perekonomian domestik secara perlahan membaik, meskipun masih terbatas sejalan mobilitas masyarakat yang melandai pada Agustus 2020.
"Kinerja ekspor membaik sejalan kenaikan permintaan global, khususnya dari AS dan Tiongkok untuk beberapa komoditas seperti besi dan baja, pulp dan waste paper, serta CPO," ujar Gubernur Perry Warjiyo dalam paparan hasil RDG Bank Indonesia, Kamis (17/9/2020).
Sementara itu, konsumsi rumah tangga membaik secara terbatas seiring berlanjutnya stimulus fiskal seperti penyaluran bansos dan pemberian gaji ke-13 kepada Aparatur Sipil Negara (ASN).
Beberapa indikator dini menunjukkan perbaikan seperti penjualan ritel, indeks kepercayaan konsumen, dan PMI Manufaktur.
"Secara spasial, perbaikan ekonomi tercatat di beberapa daerah luar Jawa yang memiliki ekspor komoditas." tambah Perry.
Ke depan, dia menegaskan prospek berlanjutnya pemulihan ekonomi domestik banyak dipengaruhi perkembangan mobilitas masyarakat sejalan dengan penerapan protokol Covid-19 di sejumlah daerah, kecepatan realisasi anggaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, kemajuan restrukturisasi dan penjaminan kredit, serta akselerasi ekonomi dan keuangan digital khususnya untuk pemberdayaan UMKM.
Baca Juga
Bank Indonesia melalui bauran kebijakannya akan terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dan otoritas terkait agar berbagai kebijakan yang ditempuh semakin efektif mendorong pemulihan ekonomi.
Perry menuturkan BI melihat ketahanan sektor eksternal Indonesia kuartal III/2020 tetap kuat, di tengah dinamika penyesuaian aliran modal asing di pasar keuangan domestik pada September 2020.
Defisit transaksi berjalan diperkirakan lebih rendah didukung membaiknya ekspor di tengah lebih rendahnya impor seiring dengan belum kuatnya permintaan domestik. Neraca perdagangan Agustus 2020 mencatat surplus yakni US$2,33 miliar, melanjutkan surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$3,24 miliar.
Sementara itu, aliran portofolio asing kuartal III/2020 yang hingga akhir Agustus 2020 tercatat net inflow US$0,13 miliar, mengalami net outflow sebesar US$0,75 miliar pada dua minggu pertama September 2020 dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan, baik karena faktor global maupun domestik.
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2020 meningkat menjadi sebesar US$137,0 miliar, setara pembiayaan 9,4 bulan impor atau 9,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
"Ke depan, defisit transaksi berjalan untuk keseluruhan tahun 2020 diprakirakan tetap rendah, di bawah 1,5% dari PDB, sehingga terus mendukung ketahanan sektor eksternal," kata Perry.