Bisnis.com, JAKARTA - Perkembangan industri ekonomi syariah jika dibandingkan dengan ekonomi konvensional dinilai masih sangat terbatas.
Dalam hal ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani mencontohkan perbankan syariah. Menurutnya, tidak hanya dari sisi kehadiran, tetapi kemampuan perbankan syariah dalam memberikan jawaban juga harus ditingkatkan, dalam hal efisiensi, penerapan teknologi, tata kelola, dan kepercayaan.
Sebagaimana diketahui, pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan perbankan konvensional.
Market share perbankan syariah sudah tercatat melebihi 5 persen, namun terlihat dalam lima tahun terakhir pertumbuhan hanya tercatat di kisaran 1 persen.
Sri Mulyani juga menyoroti tingkat profitabilitas perbankan syariah seharusnya bisa lebih ditingkatkan.
"Profitabilitas yang bisa dirasakan sebagai manfaat kepada seluruh umatnya. Itu harus terus ditunjukkan dengan indikator-indikator keuangan syariah yang bisa dibandingkan dengan indikator-indikator konvensional," katanya, Senin (21/9/2020).
Baca Juga
Meski bersaing dengan lembaga keuangan konvensional, Sri Mulyani mengingatkan ekonomi syariah melekat dengan iktikad nilai-nilai keislaman, yaitu iktikad keadikan dan kejujuran.
"Kemampuan untuk saling percaya, yang artinya institusinya harus efisien, tidak ada korupsi, tidak ada manipulasi, dan itu adalah wajah Islam yang merupakan suatu daya tarik dan daya saing yang luar biasa," jelas Sri Mulyani.
Oleh karena itu, Sri Mulyani mengajak seluruh akademisi untuk terus membangun dan meneliti seluruh aspek industri keuangan syariah dari semua elemen, baik data mikro mengenai tata kelola, efektifitasnya, efisiensi, hingga kemampuan untuk berkembang.
Sehingga, menurut Sri Mulyani, hal ini dapat menghadirkan institusi keuangan syariah yang inovatif, kompetitif, inklusif, produktif, dan kreatif.