Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan Bermasalah Leasing Mulai Reda, Tapi Rasio Masih Tinggi

Penurunan ini merupakan yang pertama kalinya sejak awal pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, terutama ketika pembatasan sosial berskala besar (PSBB) marak digelar di beberapa kota besar.
Ilustrasi leasing kendaraan bermotor/www.raceworld.tv
Ilustrasi leasing kendaraan bermotor/www.raceworld.tv

Bisnis.com, JAKARTA - Statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan adanya perbaikan tingkat kredit bermasalah perusahaan pembiayaan atau multifinance per Agustus 2020.

Berdasarkan data yang dikutip Bisnis, Senin (28/9/2020), rasio non-performing financing (NPF) terbaru dari 182 multifinance menunjukkan angka 5,23 persen, turun dari Juli 2020 di angka 5,6 persen.

Penurunan ini merupakan yang pertama kalinya sejak awal pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, terutama ketika pembatasan sosial berskala besar (PSBB) marak digelar di beberapa kota besar.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menjelaskan pandemi Covid-19 secara tak langsung berpengaruh terhadap NPF perusahaan pembiayaan.

Tertekannya perekonomian masyarakat selalu debitur untuk membayar cicilan, berpengaruh terhadap tingkat koleksi industri pembiayaan.

Selain itu, turunnya daya beli masyarakat secara umum pun mempengaruhi terus berkurangnya volume piutang pembiayaan atau pengajuan kredit baru kepada multifinance.

Berdasarkan data OJK, memasuki awal periode 2020, multifinance masih mencatatkan NPF di angka 2,56 persen, berlanjut Februari sebesar 2,66 persen, dan Maret di angka 2,82 persen.

Kenaikan pun mulai terasa pada April sebesar 3,30 persen, berlanjut lagi ke Mei di angka 4,11 persen, Juni sebesar 5,1 persen, dan kenaikan puncak pada Juli mencapai 5,6 persen.

Piutang pembiayaan neto per Agustus 2020 sebesar Rp391,9 triliun dengan outstansing (OS) sebelum dikurangi pencadangan Rp417,1 triliun.

Penopangnya masih didominasi pembiayaan multiguna Rp235,1 triliun, pembiayaan investasi Rp119,7 triliun, pembiayaan modal kerja Rp23,7 triliun, dan pembiayaan syariah Rp13,1 triliun, dan pembiayaan lainnya dengan persetujuan OJK Rp146 miliar.

Angka ini masih menunjukkan tren penurunan tipis dibandingkan Juli 2020 di angka Rp398,3 triliun dengan OS Rp423,8 triliun.

Indikator kinerja keuangan multifinance lain, yaitu rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) turun tipis dari 92,09 persen pada Juli 2020 ke angka 91,95 persen pada Agustus 2020.

Sementara gearing ratio atau jumlah pinjaman dibandingkan modal sendiri perusahaan masih 2,4 kali, turun tipis dari Juli 2020 2,47 kali dan masih jauh dari batas aturan maksimal sebesar 10 kali.

Adapun return on asset (ROA) para pelaku industri pembiayaan pada Agustus 2020 hanya sebesar 1,76 persen, sedangkan return on equity (ROE) industri sebesar 4,5 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper