Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri: Penurunan Suku Bunga Kredit Masih Akan Berlanjut

Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan mengatakan, pada September 2020, SBDK segmen konsumer telah diturunkan kembali seiring penurunan biaya dana. Penurunan suku bunga tersebut pun masih berpotensi untuk berlanjut.
Gedung Bank Mandiri/bankmandiri.co.id
Gedung Bank Mandiri/bankmandiri.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mengungkapkan perseroan telah menurunkan suku bunga (dasar) kredit untuk segmen korporasi, ritel, mikro dan konsumsi sebesar 10 hingga 600 basis poin sepanjang tahun ini.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan mengatakan, pada September 2020, SBDK segmen konsumer telah diturunkan kembali seiring penurunan biaya dana. Penurunan suku bunga tersebut pun masih berpotensi untuk berlanjut.

"Suku bunga kredit masih mungkin diturunkan kembali mengikuti perkembangan pasar," katanya kepada Bisnis, Selasa (20/10/2020) malam.

Menurutnya, inisiatif penurunan suku bunga merupakan komitmen perseroan untuk mendukung pemerintah dan otoritas moneter dalam mengimplementasikan bauran kebijakan finansial. Penurunan suku bunga ini diharapkan ikut memulihkan perekonomian nasional dari dampak pandemi Covid-19.

"Kami berharap inisiatif ini dapat mendorong secara optimal oleh nasabah untuk memenuhi berbagai kebutuhan, terutama untuk pengembangan usaha," katanya.

Berdasarkan data Bank Indonesia, suku bunga kredit industri perbankan memang terpantau menurun seiring dengan penurunan BI 7 Days Reverse Repo Rate. Pada Agustus 2020, suku bunga deposito dan kredit masing-masing sebesar dari 5,49% dan 9,92%. Besarannya kemudian menurun pada September 2020 menjadi 5,18% untuk deposito dan 9,88% untuk kredit.

Pada implementasinya, penurunan suku bunga ini belum mampu mendorong pertumbuhan kredit yang cenderung terus menurun. Pertumbuhan kredit perbankan pada 2019 adalah sebesar 6,08% (yoy), realisasi ini lebih rendah dari 2018 yang sebesar 11,78%.

Pada 2020, pertumbuhan kredit perbankan semakin terperosok, dari 6,09% per Januari 2020 dan 7,96% per Maret 2020, menjadi 5,73% per April 2020. Pertumbuhannya semakin merendah hingga menyentuh level 0,12% per September 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper