Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Tutup Tahun, BI Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan

keputusan ini mempertimbangkan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Kamis (9/4/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Kamis (9/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Desember 2020 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 3,75 persen.

Dengan demikian, suku bunga deposito tetap sebesar 3 persen, dan suku bunga kredit bertahan di level 4,50 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menuturkan keputusan ini mempertimbangkan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan upaya bersama untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

"Bank Indonesia memperkuat sinergi kebijakan dan mendukung berbagai kebijakan lanjutan untuk membangun optimisme pemulihan ekonomi nasional, melalui pembukaan sektor-sektor ekonomi produktif dan aman Covid-19, akselerasi stimulus fiskal, penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran, melanjutkan stimulus moneter dan makroprudensial, serta mengakselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan," ungkap Perry, dalam laporan hasil RDG Desember 2020, Kamis (17/12/2020). 

Keputusan BI ini sejalan dengan perkiraan median ekonom yang disurvei Bisnis.

Dalam RDG terakhir di 2020, BI mengungkapkan kinerja perekonomian global terus menunjukkan perbaikan dan diperkirakan akan meningkat di 2021.

Hal ini ditunjukkan oleh perkembangan sejumlah indikator dini pada November 2020 yang mengonfirmasi perbaikan ekonomi global yang terus berlangsung. Kenaikan PMI di manufaktur dan jasa berlanjut di AS dan China, serta keyakinan konsumen dan bisnis membaik di China dan kawasan Eropa.

"Dengan perkembangan tersebut, ekonomi global diprediksi tumbuh 5 persen di 2021," ujarnya. 

Perry juga mengatakan ketidakpastian pasar keuangan menurun didorong ekspektasi positif terhadap prospek perbaikan ekonomi global karena ketersediaan vaksin.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan cenderung positif pada kuartal IV/2020 seiring dengan penguatan ekspektasi konsumen terhadap penghasilan, penguata PMI produksi manufaktur serta prospek vaksinasi. Sementara itu, untuk keseluruhan tahun, BI meyakini ekonomi Indonesia akan tumbuh di kisaran minus 1 persen hingga minus 2 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper