Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mestika Dharma Tbk. (BBMD) memprediksi tren percetakan laba 2020 akan tumbuh positif. Corporate Secretary Bank Mestika Suharto menyebutkan kinerja fungsi intermediasi di daerah operasionalnya masih cukup baik, sehingga masih mampu menyumbang pendapatan bunga bersih yang kuat.
Hal ini pun didukung dengan kualitas kredit yang baik sehingga membuat perseoan masih mampu melakukan akselerasi kredit secara terukur.
"Pencapaian laba di kuartal keempat diprediksi dapat mencapai lebih kurang Rp300 miliar, meningkat 21,45% dibandingkan dengan perolehan laba periode sama tahun lalu Rp247 miliar," sebutnya kepada Bisnis, Senin (4/1/2021).
Suharto pun mengatakan efisiensi operasional, baik dari beban dana maupun beban operasional non-bunga lainnya, juga dapat dilakukan oleh perseroan yang ikut berdampak positif bagi perolehan laba.
Berdasarkan data RTI, emiten berkode berkode BBMD memiliki harga saham per 4 Januari 2020 berada pada level Rp1.490 dengan market cap Rp6,09 triliun. Posisi harga saham emiten ini sudah lebih lebih tinggi 6,81% secara tahunan.
Sebelumnya, perseroan melaporkan menerima permohonan kredit lebih banyak pada kuartal IV/2020, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Baca Juga
Memasuki kuartal akhir tahun ini, permohonan kredit yang masuk dari segmen komersial dan korporasi meningkat signifikan. Nilai permohonan kredit yang masuk paling sedikit Rp200 miliar setiap bulan.
Nilai tersebut jauh lebih tinggi dari kuartal III/2020 yang kurang dari Rp100 miliar setiap bulan. Suharto mengatakan permohonan kredit banyak berasal dari sektor perdagangan besar dan eceran, serta industri perdagangan.
"Dalam dua bulan belakangan ini memang cukup banyak permohonan kredit yang masuk dari segmen komersial dan korporasi," kata Suharto
Kredit komersial dan korporasi memang mendominasi dari total kredit bank yang berbasis di Sumatera Utara ini. Portofolio kredit di segmen tersebut mencapai 60,56% dari total kredit perseroan.
Menurutnya, permohonan kredit mulai lebih banyak masuk belakangan ini sejalan dengan industri yang mulai beroperasi normal. Dukungan pemerintah melalui sejumlah stimulus mendorong pergerakan ekonomi nasional dapat cepat kembali pulih.
"Permintaan masyarakat yang kembali normal ini yang mendorong pergerakan usaha kembali normal," imbuhnya.