Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRI Belum Tertarik Terbitkan Bond Lagi. Kenapa?

Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan loan to deposit ratio (LDR) perseroan berada pada posisi 83,7%. Dengan asumsi dana masyarakat tidak ada pertumbuhan pada tahun ini, maka BRI masih memiliki ruang untuk mendorong LDR ke posisi optimal di kisaran 90%.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) Sunarso menjawab pertanyaan awak media sesuai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa (18/2/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) Sunarso menjawab pertanyaan awak media sesuai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa (18/2/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mengklaim kondisi likuiditas sangat cukup dan masih belum membutuhkan penghimpunan dana non-konvensional.

Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan loan to deposit ratio (LDR) perseroan berada pada posisi 83,7%. Dengan asumsi dana masyarakat tidak ada pertumbuhan pada tahun ini, maka BRI masih memiliki ruang untuk mendorong LDR ke posisi optimal di kisaran 90%.

"Sebenarnya kami masih mempunyai plafon yang sudah mendapatkan izin. Namun, untuk sementara kami belum perlukan," katanya, dalam paparan kinerja 2020 BRI, Jumat (29/1/2021).

Sebelumnya, Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menyampaikan BRI tetap menyediakan ruang untuk penghimpunan dana yang berasal dari non dana pihak ketiga (DPK) melalui penerbitan obligasi maupun pinjaman tahun ini.

Kondisi likuiditas perseroan saat ini sudah tergolong baik. Namun perseroan masih melihat keperluan memperkuat struktur liabilitas, meningkatkan net stable funding ratio, menjaga likuiditas, serta menyiapkan sumber pendanaan untuk ekspansi kredit.

"BRI tetap menyediakan ruang untuk pendanaan yang berasal dari non-DPK melalui penerbitan obligasi maupun pinjaman, dengan tetap mempertimbangkan kondisi likuiditas dan pasar," tuturnya.

Adapun, emiten berkode BBRI ini telah diperolehnya komitmen pinjaman luar negeri sebesar US$1 miliar dalam skema club loan. Pinjaman ini ditujukan untuk memperkuat struktur liabilities dan meningkatkan net stable funding ratio, menjaga likuiditas valas sekaligus sumber pendanaan untuk ekspansi kredit nantinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper