Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Harda (BBHI) Nyatakan Kesiapan Transformasi jadi Bank Digital

Per Januari 2021 BBHI mencatatkan total aset senilai Rp3,1 triliun dengan penyaluran kredit Rp1,04 triliun dan dana pihak ketiga Rp1,24 triliun.
Kantor Bank Harda Internasional/bankbhi.co.id
Kantor Bank Harda Internasional/bankbhi.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Harda Internasional Tbk. (BBHI) menyampaikan rencananya bertransformasi menjadi bank digital seusai proses akuisisi oleh PT Mega Corpora rampung.

Seperti diketahui, Mega Corpora merupakan perusahaan yang dimiliki oleh pengusaha nasional Chairul Tanjung.

BBHI sendiri menyelenggarakan paparan publik insidentil pada hari ini, Kamis (4/3/2021). Kegiatan ini dilaksanakan seusai Bursa Efek Indonesia (BEI) memberhentikan sementara perdagangan saham Bank Harda pada Senin (1/3/2021).

Otoritas Bursa sempat membuka gembok perdagangan saham BBHI pada Selasa (2/3/2021), tetapi kemudian disuspensi kembali pada hari ini berbarengan dengan enam saham bank kecil lainnya.

Dalam materi public expose yang disampaikan ke BEI pada hari ini, manajemen BBHI menyebutkan setelah proses pengambilalihan oleh Mega Corpora selesai, perseroan akan menjadi sebuah bank dengan platform teknologi digital.

"Sehingga menjadikan perseroan sebagai bank yang lebih kuat dan mempunyai daya saing berskala nasional, sebagaimana yang telah diungkapkan dalam Ringkasan Rancangan Pengambilalihan yang dimuat di media cetak, web IDX, dan web Perseroan pada 4 Desember 2020," demikian penjelasan manajemen Bank Harda.

Dalam ringkasan rancangan tersebut terdapat rencana pengambilalihan perseroan oleh PT Mega Corpora dengan mengambil saham milik PT Hakimputra Perkasa sebanyak 3,084 miliar lembar atau 73,71 persen saham perseroan.

Setelah akuisisi dilaksanakan, Mega Corpora akan memperkuat struktur permodalan Bank Harda, mengembangkan produk dan layanan yang inovatif, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BBHI pun berkeyakinan bahwa pelaksanaan akuisisi tersebut akan meningkatkan daya saing dalam menghadapi perkembangan dan dinamika sektor perbankan Indonesia di masa depan.

Namun, Direktur Utama Bank Harda Yohanes dalam informasi kepada BEI pada Senin (1/3/2021) menyampaikan pihaknya tidak mengetahui apakah pengungkapan fakta material tersebut dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal.

Selain itu, emiten dengan kode saham BBHI ini menyatakan tidak memiliki informasi/fakta/kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi harga efek serta kelangsungan hidup perseroan yang belum diungkapkan ke publik.

Manajemen juga menyampaikan untuk saat ini, pemegang saham juga belum ada perubahan karena OJK belum mengeluarkan izin terkait dengan peralihan kepemilikan saham.

Setelah proses pengambilalihan saham oleh Mega Corpora selesai dilakukan, perseroan akan melakukan penawaran tender wajib sesuai dengan POJK No.9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka.

Adapun, per Januari 2021 BBHI mencatatkan total aset senilai Rp3,1 triliun dengan penyaluran kredit Rp1,04 triliun dan dana pihak ketiga Rp1,24 triliun.

Laba bersih yang dibukukan oleh BBHI pada 2020 senilai Rp41 miliar dengan rasio BOPO sebesar 83,71 persen dan rasio NPL 2,76 persen untuk gross dan 1,75 persen untuk net.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper