Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Kendaraan Bermotor Dapat Tambahan Bensin

Pasalnya perluasan insentif PPnBm menyasar masyarakat kelas menengah atas yang daya belinya masih sangat kuat. 
Ilustrasi pameran mobil. /Bisnis.com
Ilustrasi pameran mobil. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Ekspansi penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB) akan kembali menguat dengan insentif fiskal pemerintah.

Pelaku industri perbankan pun akan memanfaatkan suku bunga kredit rendahnya untuk mengakselerasi fungsi intermediasi.

Adapun, Kementerian Keuangan memutuskan untuk memperluas insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP) untuk mobil berkapasitas 1.500 cc hingga 2.500 cc.

Pemerintah merelaksasi persyaratan local purchase menjadi paling sedikit 60 persen dan menambah segmen kendaraan 4x2 dan 4x4 dengan kapasitas mesin di atas 1.500 cc sampai dengan 2.500 cc.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, baki kredit kendaraan bermotor tercatat Rp105,8 triliun, terpangkas 24,6% secara tahunan pada tahun lalu. Kendati demikian, rasio kredit bermasalah masih terkendali di posisi 2,07%.

Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro menyampaikan potensi ekspansi KKB akan lebih kuat lagi tahun ini.

"Bulan lalu pemerintah sudah memberikan insentif PPnBM kredit mobil low cost, dan sekarang sudah ditambah lagi dengan mobil dengan CC lebih besar," katanya kepada Bisnis, Jumat (2/4/2021).

Dia menyampaikan insentif kali akan menyasar konsumsi masyarakat kelas menengah atas yang daya belinya masih sangat kuat. 

Pemerintah juga semakin gencar dengan vaksinasi yang tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan konsumsi masyarakat.

Lebih lanjut, Ari berpendapat insentif ini juga harusnya akan memberi dampak lanjutan kepada industri otomotif. Dia menyampaikan sudah banyak perusahaan indonesia yang mampu memproduksi mobil dengan cc tersebut.

"Jika perusahaan ini mulai kembali berproduksi maka tingkat efisiensinya kan kembali sehingga mereka akan lebih baik lagi mendorong ekspor, dan penyaluran kredit korporasi tentunya," sebutnya.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan pun menyampaikan hal senada.

"Harusnya ini bisa membantu peningkatan konsumsi, penyaluran kredit sekaligus industri otomotif yang terpuruk," katanya.

Kendati demikian, dia menyampaikan kecenderungan masyarakat dalam menahan belanja masih perlu perhatikan.

"Kinerja ekonomi perlu ditingkatkan secara menyeluruh agar kepercayaan konsumsi masyarakat tidak tertahan," sebutnya.

Di pihak lain, Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan insentif tambahan dari pemerintah tersebut tentu akan meningkatkan kembali kinerja KKB.

Dia menyampaikan suku bunga kredit konsumsi perseroan juga sudah disesuaikan dengan pasar, sehingga diharapkan juga membantu menstimulasi permintaan.

Kendati demikian, Lani menyebutkan kebutuhan mobil cc tersebut tidak selalu membutuhkan pembiayaan dari bank.

"Relaksasi itu bagus dan pasti membantu juga penjualan karena membuat mobil menjadi lebih murah. Tinggal kita semua monitor saja realisasi nya untuk penjualan total, apakah kebanyakan beli putus atau ambil financing," katanya.

Pada tahun ini, CIMB Niaga menargetkan kredit kendaraan bermotor tumbuh minimal 10%. Hal ini tak hanya didukung insentif fiskal, tetapi juga dukungan otoritas pengawas yang memberi penurunan ATMR kredit.

Selama pandemi pun, perseroan melihat ada kenaikan kebutuhan memiliki kendaraan pribadi dibandingkan menggunakan kendaraan umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper