Bisnis.com, JAKARTA - Berbagai dukungan diberikan OJK dan sektor jasa keuangan untuk membangkitkan perekonomian Solo Raya.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyampaikan OJK optimis perekonomian daerah dapat tumbuh lebih baik dan mengungkit pertumbuhan ekonomi nasional di masa pandemi. Potensi pertumbuhan ekonomi berawal dari daerah dan seluruh daerah di Indonesia, salah satunya Solo Raya.
"Kawasan Solo Raya dapat menjadi daerah yang membantu pertumbuhan ekonomi nasional jika secara perlahan mobilitas dibuka namun tetap dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat, agar aktivitas ekonomi dapat bergerak dan menghasilkan multiplier effect," terang Wimboh dikutip dari akun resmi OJK, Selasa (8/6/2021).
Berbagai dukungan diberikan OJK dan sektor jasa keuangan dalam membangkitkan perekonomian Solo Raya. OJK mendorong sektor jasa keuangan untuk terlibat dalam pengembangan ekonomi di daerah Solo Raya.
Di antaranya melalui pembiayaan UMKM berupa pembiayaan modal kerja kepada pengrajin batik dan blangkon melalui Bank Wakaf Mikro tanpa persyaratan NPWP dan agunan hingga peningkatan penyaluran kredit investasi (peremajaan mesin) sektor industri tekstil/produk tekstil serta alas kaki.
Di samping itu, OJK juga memberikan terhadap pengembangan UMKM di antaranya melalui program KUR klaster UMKM berupa Kartu Petani, Jaring, dan KUR Klaster. Total pembiayaan kredit KUR mencapai Rp197,04 triliun kepada 6,11 juta debitur hingga akhir 2020. Adapun total pembiayaan Bank Wakaf Mikro mencapai Rp62,6 miliar kepada 42.000 nasabah.
Baca Juga
Program asuransi usaha tani (AUTP) juga telah menjangkau 9,05 juta petani dengan nilai premi Rp141,51 miliar. Sementara asuransi usaha ternak sapi (AUTS) telah menjangkau 36.137 peternak dengan nilai premi Rp15,56 miliar.
Tren restrukturisasi kredit Kawasan Solo Raya juga kian melandai dibanding bulan sebelumnya, sejalan dengan penurunan tren restrukturisasi kredit nasional dan peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat. Per 30 April 2021, nilai outstanding restrukturisasi kredit mencapai Rp14,9 triliun atau turun 1,45% dengan jumlah rekening 153.620 atau turun 1,71%.