Bisnis.com, JAKARTA - Industri pembiayaan atau multifinance tengah merasakan tren kemudahan mendapatkan pendanaan. Hal itu seiring tingginya optimisme pemulihan ekonomi Indonesia selama periode new normal.
Sebelumnya multifinance kecil dan menengah, atau yang tak terafiliasi perbankan dan korporasi besar, diproyeksi masih akan kesulitan mendapatkan kepercayaan dari sumber-sumber pendanaan andalannya selama 2021.
Inisiatif berbagai stakeholder untuk menekan dampak pandemi dan berupaya membangkitkan sektor riil yang erat kaitannya dengan kredit multifinance telah mendongkrak kinerja pembiayaan. Bank dan investor pasar modal pun tak ragu lagi untuk memberikan pendanaan.
Direktur Utama PT Federal International Finance Group (FIFGROUP) Margono Tanuwijaya menjelaskan kepercayaan investor kepada korporasi sejak pandemi Covid-19 sampai era new normal sebenarnya bertahan.
Namun, selama 2020 kondisi belum memungkinkan karena secara umum penjualan otomotif segmen sepeda motor anjlok. Dengan begitu, lanjutnya, kebutuhan pendanaan menyesuaikan momentum perbaikan pada awal 2021.
"Jadi tidak ada kesulitan pendanaan. Buktinya, obligasi baru kita Rp1,5 triliun di awal tahun terserap dengan baik. Bank pun oke karena mereka itu kan memetakan penyaluran kredit, dan FIFGROUP saya yakin jadi pilihan, karena dianggap berisiko rendah dan punya riwayat bagus," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (16/6/2021).
Pada Mei 2021 perusahaan dari grup PT Sedaya Multi Investama atau Astra Financial ini mencatatkan penerbitan Obligasi Berkelanjutan V Tahap I Tahun 2021 senilai Rp1,5 triliun. Penawaran umum berkelanjutan terbaru ini ditarget menghimpun dana hingga Rp10 triliun.
Margono optimistis ekspektasi investor terhadap industri multifinance akan terpenuhi. Syaratnya, ujar dia, dampak pandemi tak memburuk lagi dan penjualan otomotif tumbuh bertahap.
FIFGROUP telah merasakan dampak peningkatan penyaluran pembiayaan secara bulanan. Penyaluran Januari - Mei 2021 tumbuh 3 persen (year-on-year/yoy) dibanding tahun sebelumnya, yang sebetulnya masih tertolong kinerja sebelum pandemi meledak di Indonesia.
"Terlihat pula dari rata-rata penyaluran kredit di kuartal IV/2020 yang sudah di kisaran Rp2,5 triliun, sepanjang 2021 ini sudah Rp2,7 triliun ke atas. Jauh beda dengan penyaluran bulanan di masa pandemi yang turunnya bisa 50 persen. Jadi kita optimistis di pengujung tahun nanti kita tumbuh 10-15 persen," tambahnya.
Sepanjang 2020 FIFGROUP menyalurkan pembiayaan motor baru & bekas, multiguna, dan mobil dengan nilai Rp30,1 triliun dari 2,61 juta kontrak. Angka itu turun dari periode 2019 yang menyentuh Rp39,11 triliun dari 3,47 juta kontrak.
PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) yang tidak terafiliasi denga grup bank maupun korporasi besar lain, juga tidak kesulitan menggenjot pendanaan dari berbagai sumber.
Finance Director BFI Finance Sudjono menjelaskan kebutuhan pendanaan selama 2021 terbilang aman. Surat utang terserap dengan baik dan masih banyak fasilitas dari pinjaman yang belum ditarik.
"Aman sekali, karena kita sudah hampir menutup seluruh kebutuhan pendanaan di tahun 2021 ini. Ada fasilitas bank yang sudah ditandatangani tapi belum terpakai, sementara surat berharga hanya sekali tahun ini, Rp600 miliar," jelasnya kepada Bisnis.
Obligasi Berkelanjutan V Tahap I Tahun 2021 senilai Rp600 miliar dari emiten berkode BFIN ini merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan V BFI Finance Indonesia dengan target pendanaan Rp6 triliun.
Sudjono menegaskan rekam jejak BFIN dalam menjaga kepercayaan investor merupakan kunci memperoleh pendanaan baru selama 2021 atau periode pemulihan ekonomi di era new normal.
"Bank umumnya hati-hati dan tidak tidak terlalu agresif mencari nasabah baru. Kebetulan, BFI Finance memiliki record yang sangat bagus dengan para kreditur kami, sehingga penambahan fasilitas baru tidak ada masalah, meskipun kita masih dalam kondisi pandemi," tambahnya.
Sedikit berbeda, PT Indomobil Finance Indonesia (IMFI) mengandalkan sumber pendanaan sepanjang periode pemulihan ini lewat pinjaman sindikasi dari 12 bank luar dan dalam negeri.
Pinjaman sindikasi ke-11 IMFI ini bernilai US$270 juta, diresmikan pada Selasa (4/5/2021) bersama bank dari 7 negara berbeda, yakni Singapura, Malaysia, Korea, Jepang, Taiwan, Cina dan Indonesia.
"Sepanjang 2020 kreditur perbankan dan lembaga keuangan lain memang sedikit berhati-hati buat multifinance. Tapi di 2021, sudah mulai menawarkan pinjaman karena mereka harus meningkatkan target juga di periode ini," ungkap Vice Chairman of Executive Board PT Indomobil Finance Indonesia Gunawan Effendi kepada Bisnis.
Total pinjaman yang diperoleh anak usaha PT Indomobil Multi Jasa Tbk. (IMJS) ini, sejak pinjaman sindikasi ke-1 sampai ke-10, mencapai US$1.878.500.000. Pinjaman yang telah dilunasi sebesar US$1.432.416.667 atau sekitar 76,25 persen dari total pinjaman.
IMFI menargetkan total pembiayaan baru menyentuh Rp4,6 triliun sepanjang 2021 atau naik dari penyaluran pembiayaan Rp2,9 triliun pada periode sebelumnya.