Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keluar LQ45, BTPN Syariah (BTPS) Jawab dengan Kinerja Laba Melesat 89 Persen

Laba tersebut tumbuh 89,32% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. BTPN Syariah tercatat meraih laba per 30 Juni 2020 sebesar Rp406.69 miliar.
Pejalan kaki berjalan melewati logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk atau BTPN Syariah di Jakarta, Senin (13/1/2020). Bisnis/Dedi Gunawann
Pejalan kaki berjalan melewati logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk atau BTPN Syariah di Jakarta, Senin (13/1/2020). Bisnis/Dedi Gunawann

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank BTPN Syariah Tbk. dikeluarkan dari penghuni indeks LQ45 setelah hasil evaluasi bursa, yang berlaku mulai Agustus 2021 sampai Januari 2022.

Meski begitu, emiten bersandi saham BTPS itu, mampu membuktikan dengan kinerja keuangannya yang moncer. Hal ini tercermin dari perolehan laba bersih sebesar Rp769,94 miliar pada semester I/2021.

Laba tersebut tumbuh 89,32% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. BTPN Syariah tercatat meraih laba per 30 Juni 2020 sebesar Rp406.69 miliar.

Direktur Utama BTPN Syariah Hadi Wibowo mengatakan perseroan mencatat puncak kinerja sebelum krisis mencapai Rp1,4 triliun. Hingga pertengahan tahun ini, perseroan membukukan laba Rp770 triliun.

"Seandaianya tidak ada wave kedua kinerja lebih bagus dari 2019," ujarnya dalam pertemuan dengan media, Selasa (27/7/2021) malam. 

Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad mengatakan keluarnya saham BTPS dari penghuni indeks LQ45 bukan menjadi patokan kerja bagi perseroan. Pihaknya tetap berupaya sebaik-baiknya untuk mencatatkan kinerja kinclong pada tahun ini.

Menurutnya, ada beberapa hal yang membuat BTPS terkoreksi sehingga menjadi keluar dari penghuni indeks LQ45. Di antaranya, faktor hype digital yang luar biasa di perbankan yang menyasar seluruh segmen nasabah, baik segmen atas maupun segmen bawah.

"Segmen bawah tidak semudah itu. Jadi poin itu selalu dilihat ini old school, digilas pendatang, fintech, bank, dan startup. Sekarang kita showcase, di lapangan tidak semudah itu," katanya. 

Faktor lainnya, kata dia, segmen masyarakat bawah adalah kalangan yang pertama kali merasakan dampak dari pandemi. Hal ini secara otomatis akan ikut berdampak pada kinerja BTPN Syariah yang fokus pada nasabah ultramikro atau prasejahtera produktif.

Berikutnya, karena faktor transaksi saham BTPS tidak besar. Demikian juga, volume saham yang diperdagangkan tidak terlalu besar. 

"LQ45 kita masuk tak berharap, keluar juga tidak kaget. Tapi saya bangga rata-rata pemegang saham kami longterm investor, jadi rata-rata masih sama meskipun market lagi begini, (mereka) commited," imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper