Bisnis.com, JAKARTA - Aplikasi pencatatan keuangan digital CrediBook besutan PT Ruang Dagang Internasional melebarkan layanannya untuk para pelaku usaha yang telah tergabung dalam platform.
CEO dan Co-Founder CrediBook Gabriel Frans menjelaskan bahwa seiring mulai dibukanya kembali kegiatan masyarakat selepas pembatasan sosial (PPKM), pelaku UMKM mulai mempersiapkan persediaan stok dagangan.
Namun, seperti diketahui, pandemi masih menyebabkan keterbatasan ruang gerak. UMKM pun dituntut menggapai toko grosir melalui teknologi digital.
Inilah alasan CrediBook mengumumkan rebranding Joovan menjadi CrediMart, dengan harapan mampu menghilangkan hambatan ketersediaan stok barang konsumsi sehari-hari (Fast-Moving Consumer Goods) secara online dan praktis dari rumah.
"UMKM seperti toko dan warung menghadapi hambatan dalam pengadaan stok barang dagang, seperti jauhnya jarak ke pusat grosir, repot membawa barang belanjaan, dan metode pembayaran yang harus tunai. Akibatnya, stok barang dagang di toko atau warung jadi tidak lengkap. Ini berpotensi mengurangi penjualan mereka," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (5/9/2021).
Gabriel mengungkap lewat CrediMart, UMKM bisa belanja stok barang dagang tanpa harus meninggalkan lokasi usaha. Berbelanja grosir bisa dilakukan secara online lewat www.credimart.id dan akan diantarkan ke lokasi pemesan 1 x 24 jam setelah pesanan dilakukan.
Selain itu, CrediMart dilengkapi dengan cara pembayaran yang fleksibel mulai dari tunai, Cash on Delivery (COD), hingga skema jatuh tempo atau buy now pay later (BNPL/Paylater).
"Skema bayar jatuh tempo kami hadirkan untuk memudahkan pemilik usaha mengelola cash flow. Cara bayar ini tentu sulit didapatkan apabila belanja langsung ke toko grosir konvensional. Di CrediMart, toko atau warung dengan riwayat pembayaran yang baik dapat menikmati fasilitas ini," tambah Gabriel.
Pada prinsipnya, CrediMart membantu menjual barang milik toko grosir konvensional, berperan sebagai sales bagi rekan grosir di ranah online. Harapannya, ikut membantu menambah pemasukan usaha di tengah nuansa pandemi ini.
"Platform CrediMart mendigitalisasi transaksi yang selama ini dilakukan secara fisik atau tatap muka oleh toko grosir dengan pemilik usaha. Para pelanggan yang berbelanja di CrediMart juga mendapatkan added value seperti fasilitas pengantaran dan fleksibilitas cara bayar," jelasnya.
Selain meluncurkan CrediMart, CrediBook juga melakukan rebranding terhadap aplikasi Jooalan menjadi CrediStore, membantu berjualan online ataupun mengubah bisnis konvensional menjadi bisnis online dengan lebih mudah.
"Bagi UMKM, berjualan lewat online adalah hal yang susah-susah gampang. Tidak semua bisa membuat website toko online sendiri karena cukup rumit. Alternatifnya, mereka berjualan di media sosial. Namun, kami menemukan banyak pelaku UMKM kesulitan mengelola pesanan pelanggan online karena media sosial memang tidak menyediakan fitur jual-beli. CrediStore kami hadirkan untuk membantu UMKM membuat toko online dan mengelola pesanan online dengan mudah," jelas Gabriel.
CrediStore menyediakan fasilitas toko online gratis untuk para penggunanya. Setelah mengunduh dan registrasi, pengguna akan diminta untuk memberikan nama toko online-nya.
Keterangan tentang produk yang dijual, seperti foto produk, deskripsi, dan harga jual, juga harus dilengkapi oleh pengguna. Setelah itu, tautan (link) toko online-nya yang dapat dilampirkan ke berbagai saluran media sosial, seperti Facebook, Instagram, Whatsapp, Line, Telegram, dan lainnya.
Seluruh pesanan akan masuk dalam dashboard aplikasi CrediStore sehingga pengguna dapat memantau pesanan di satu aplikasi saja tanpa harus secara manual membuka masing-masing media sosial.
Untuk menjaga keamanan, aplikasi CrediStore didukung dengan sistem keamanan onetime password (OTP) untuk memperkuat autentikasi saat pengguna membuat toko online-nya. OTP juga diterapkan untuk verifikasi pesanan yang dilakukan oleh pelanggan online.
Tersedia di Google Play Store dan Apple App Store, CrediStore dapat digunakan oleh beragam sektor UMKM, mulai dari toko kelontong, agen pulsa, laundry, makanan dan minuman, hingga ke sektor jasa.
Pada saat meluncurkan CrediStore, Gabriel mengajak pelaku UMKM untuk turut memanfaatkan besarnya potensi transaksi online yang ada di Indonesia.
"Tidak ada alasan lagi bagi UMKM Indonesia untuk tidak memanfaatkan internet dalam berjualan. Mulai dari tools yang memudahkan berjualan online hingga pasar yang besar, semuanya ada di Indonesia. Angka transaksi online di Indonesia bahkan menyentuh angka 23,66 triliun. Jangan sampai UMKM melewatkan momentum ini," tutup Gabriel.
Peluncuran dua lini bisnis CrediBook ini mendapat apresiasi dari pemerintah yang diwakili oleh Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Fiki Satari mengungkapkan peluncuran CrediStore dan CrediMart menjadi momentum kebangkitan UMKM.
Pihaknya menyatakan target 30 juta digitalisasi UMKM di tahun 2024 perlu disokong dengan inovasi produk digital yang benar-benar menyelesaikan masalah pelaku UMKM. CrediStore dan CrediMart dinilai mampu menghilangkan inefisiensi yang dihadapi UMKM ritel dan grosir di lapangan.