Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) memberikan penjelasan mengenai perbedaan pengembangan digital perseroan dengan anak usahanya PT BRI Agroniaga Tbk. (AGRO).
Seperti diketahui, BRI Agroniaga saat ini sedang disiapkan untuk bertransformasi menjadi bank digital. Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno mengatakan perseroan akan tetap fokus di segmen mikro dan ultra mikro.
Dengan demikian, pengembangan digital BBRI menggunakan metode hybrid bank model, yaitu digitalisasi core utama BRI dan membangun ekosistem digital, yang didukung oleh jaringan kantor yang luas, agen BRILink, e-channel, dan juga loan officier.
"Kalau BRI Agro lebih ke digital savvy, melayani masyarakat di urban area, yang lebih mature literasi keuangannya," jelas Vivi dalam public expose secara daring, Kamis (9/9/2021).
Seperti diketahui, BRI Agro merupakan salah satu bank yang saat ini sedang dalam proses go digital, berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pada awal 2021, Direktur Utama BRI Sunarso menyatakan AGRO dinilai cukup mampu jika suatu waktu harus menjadi bank digital. Untuk itu, bank tersebut mesti mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, termasuk Sumber Daya Manusia (SDM), infrastruktur, produk, serta target pasar.
Pada perkembangan terakhir, BRI Agro telah mengumumkan rencana penerbitan sebanyak-banyaknya 2,15 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham, yang akan ditawarkan melalui PMHMETD. Jumlah saham baru yang diterbitkan setara dengan 9,96 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan pada tanggal 31 Juli 2021.
Adapun, harga pelaksanaan rencana PMHMETD akan ditetapkan dan diumumkan kemudian di dalam prospektus PMHMETD. Selanjutnya, harga pelaksanaannya paling sedikit sama dengan batasan harga terendah saham yang diperdagangan di pasar reguler dan pasar tunai.
"Penetapan jumlah dan harga pelaksanaan, akan memperhatikan kondisi terakhir dari hal-hal antara lain kondisi makroekonomi, industri perbankan dan pasar modal, kondisi fundamental dan kinerja perseroan, volatilitas harga saham perseroan dan masukan dari pemegang saham," tulis direksi dalam keterbukaan informasi.
Dana hasil pelaksanaan PMHMETD setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk penguatan permodalan terutama sebagai modal kerja perseroan dalam rangka penyaluran dana berbasis digital.