Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK: Pertumbuhan Kredit Ditopang BUKU 4

Hingga Juli 2021, nilai kredit yang disalurkan bank BUKU 4 sebesar Rp3.319,4 triliun atau tumbuh 3,37 persen yoy. 
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso  menyebut penerapan keuangan berkelanjutan berbasis environmental, social, and governance (ESG) di pasar modal sangat penting karena akan memberikan nilai positif bagi emiten dan pasar keuangan Indonesia.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyebut penerapan keuangan berkelanjutan berbasis environmental, social, and governance (ESG) di pasar modal sangat penting karena akan memberikan nilai positif bagi emiten dan pasar keuangan Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit oleh kelompok bank besar tumbuh paling tinggi dibandingkan kelompok bank lainnya.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyampaikan pertumbuhan kredit perbankan ditopang oleh BUKU 4 yang tumbuh 3,37 persen secara year on year (yoy), meskipun sedikit menurun secara month to month (mtm). Hingga Juli 2021, nilai kredit yang disalurkan bank BUKU 4 sebesar Rp3.319,4 triliun atau tumbuh 3,37 persen yoy. 

Jika kredit BUKU 4 tumbuh, maka kredit kelompok BUKU 3 dan BUKU 2 kompak terkoreksi. Nilai kredit yang disalurkan BUKU 3 senilai Rp1.636,8 triliun atau turun 4,19 persen yoy.

Adapun nilai kredit yang disalurkan BUKU 2 senilai Rp607,5 triliun atau turun 1,46 persen secara yoy. Lebih lanjut, total kredit yang disalurkan industri perbankan hingga Juli 2021 sebesar Rp5.563,7 riliun atau naik 0,50 persen secara yoy atau tumbuh 1,5 persen secara year to date (ytd).

Wimboh mengatakan penerapan PPKM pada Juli 2021 sedikit menahan penyaluran kredit. Hal ini disebabkan saat PPKM, debitur atau pelaku usaha tidak membutuhkan modal kerja. Kendati demikian, dengan kasus Covid-19 yang mulai menurun, Wimboh meyakini penyaluran kredit akan rebound kembali.

"Kami rasa kredit bisa lebih tinggi ke depan," katanya.

Sementara itu, berdasarkan indikator lain, sektor perbankan dalam negeri masih cukup kuat dengan rasio kecukupan modal atau CAR sebesar 24,67 persen per Juli 2021. Rasio kredit bermasalah atau NPL juga tercatat sebesar 3,35 persen, di bawah ambang batas sebesar 5 persen.

Dari sisi risiko likuiditas, rasio AL/NCD berada di angka 157,66 persen atau jauh lebih tinggi dibandingkan dengan threshold sebesar 50 persen. Rasio AL/DPK perbankan sebesar 34,36 persen, di atas threshold 10 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper