Jaga Nasabah Inklusif, BTPN Syariah Bangun Budaya Paham Risiko

BTPN Syariah selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas pembiayaan.
Foto: dok. BTPN Syariah
Foto: dok. BTPN Syariah

Bisnis.com, JAKARTA - Pemahaman nasabah inklusi dalam budaya sadar risiko menjadi kunci pembiayaan yang berkualitas. Sebagai gambaran BTPN Syariah menjadi satu-satunya bank yang menyalurkan seluruh pembiayaan untuk sektor produktif dengan menyasar nasabah inklusi di pelosok. Model pembiayaan unik ini dikembangkan melalui kelompok kecil atau disebut sentra.

Dharma Putera, Risk Management Head BTPN Syariah menjelaskan bahwa BTPN Syariah selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas pembiayaan. Sebelum nasabah inklusi mendapatkan pembiayaan, BTPN Syariah melakukan profiling risiko yang ketat, dengan memberikan pelatihan tiga hari untuk melihat latar belakang mereka dan kedisiplinan mereka dalam berusaha.

“Dari situ kami mengamati sikap disiplin mereka yang secara tak langsung mampu meminimalisir risiko saat memulai pembiayaan bersama kami,” katanya kepada Bisnis.

Dharma menjelaskan, setelah nasabah mendapatkan pembiayaan, BTPN Syariah mendampingi nasabah melalui pertemuan rutin dua mingguan yang disebut Pertemuan Rutin Sentra (PRS). Kehadiran nasabah saat PRS tidak dapat diwakilkan. Dengan cara tersebut, BTPN Syariah secara tak langsung membangun sadar risiko bagi mereka, dimana kehadiran mereka menjadi penting agar pembiayaannya tidak disalah gunakan.

Dharma menambahkan seiring waktu dalam pendampingan yang dilakukan, BTPN Syariah juga melakukan pelatihan terkait potensi pasar, omset, hingga manajemen keuangan. Setelah memahami sejumlah hal sekitar proses bisnis, nasabah umumnya mampu memahami sendiri jumlah pembiayaan yang dibutuhkan, karena BTPN Syariah juga tidak ingin nasabah mendapatkan pembiayaan di atas kemampuan mereka.

Jaga Nasabah Inklusif, BTPN Syariah Bangun Budaya Paham Risiko
Foto: dok. BTPN Syariah

“Sehingga kesehatan pembiayaan terjaga dan usaha nasabah terus berkembang, kami berharap nasabah tidak hanya mendapat akses pembiayaan tetapi juga manfaat ilmu lain, juga mitigasi risiko dari pendampingan yang dilakukan,” paparnya.

Maraknya pinjaman online ilegal juga membuat BTPN Syariah lebih aktif mengedukasi nasabah agar bijak dan cermat dalam mengelola keuangan. Dimana mendapatkan pinjaman harus disertai dengan kemampuan membayar yang cukup.

“Dari awal kami sudah membangun budaya risiko dengan disiplin, aktif mengecek transaksi yang dilakukan petugas kami dan lainnya. Kami tidak ingin mereka terjebak utang karena kebutuhan usaha mereka sudah dipenuhi secara berkelanjutan oleh BTPN Syariah,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper