Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Rights Issue Rp1.345, Bank Bumi Arta (BNBA) Bidik Rp621,39 Miliar

BNBA menawarkan 462 juta saham baru atau sekitar 16,67 persen dari jumlah saham, yang ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD I dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Bank Bumi Arta/Istimewa
Bank Bumi Arta/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) resmi menetapkan harga pelaksanaan dalam aksi Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) I atau rights issue sebesar Rp1.345.

Dalam prospektus perseroan, yang dirilis pada Kamis (2/12/2021), BNBA menawarkan 462 juta saham baru atau sekitar 16,67 persen dari jumlah saham, yang ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD I dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Perseroan menyatakan setiap pemegang lima saham lama, yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham atau DPS pada 13 Desember 2021 pukul 16.00 WIB berhak atas satu HMETD.

“Setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu saham baru dengan harga pelaksanaan Rp1.345, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD," tulis perseroan dalam keterbukaan informasi.

Harga pelaksanaan itu lebih rendah jika dibandingkan dengan harga saham perseroan selama satu bulan terakhir, yang berada di rentang Rp1.670 – Rp3.950 per saham. Lewat aksi tambah modal ini, perseroan memperkirakan jumlah dana yang diperoleh mencapai Rp621,39 miliar.

Perseroan menyebutkan bahwa saham yang ditawarkan dalam PMHMETD I ini adalah saham yang seluruhnya dikeluarkan dari portepel, serta akan dicatatkan di Bursa Efek dengan memerhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Saham tersebut memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal, termasuk hak atas dividen dengan saham yang telah disetor penuh lainnya. Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan ke bawah atau rounded down.

Adapun, direksi BNBA mengungkapkan bahwa tujuan pelaksanaan PMHMETD I tersebut bertujuan memenuhi modal inti minimum untuk tahun 2021, yakni Rp2 triliun.

Dana yang diperoleh dari aksi korporasi tersebut, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk mendukung kegiatan usaha perseroan. Sebanyak 80 persen dana bakal dialokasikan untuk menyalurkan kredit, dan 20 persen modal pengembangan digital banking.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper