Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) berpotensi meraup Rp1,73 triliun jika penjualan hunian lelang bisa menembus lebih dari 1.500 unit hingga akhir tahun ini.
Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan sektor properti diproyeksikan kembali menggeliat pada 2022 sejalan dengan pergerakan positif pada perekonomian nasional.
Oleh sebab itu, dia pun optimistis jika seluruh unit rumah lelang terserap habis hingga akhir tahun ini, perseroan diperkirakan dapat menghimpun dana sekitar Rp1,73 triliun untuk penjualan lebih dari 1.500 unit selama periode 2021.
“Antusiasme investor tahun ini juga menunjukkan sektor properti masih menjadi pilihan menarik untuk investasi, sehingga kami yakin unit rumah atau hunian yang dilelang selama tahun 2021 akan terserap habis,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (7/12/2021).
Demi mencapai target tersebut, BTN menggelar acara lelang massal bertajuk BTN Lelang Properti Expo 2021 dengan melibatkan 25 kantor cabang perseroan untuk memasarkan hampir 250 unit hunian menggunakan skema lelang, serta harga menarik kepada para investor.
Hingga November 2021, BTN telah memasarkan sekitar 1.200 unit hunian lelang yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari hasil penjualan tersebut, perseroan telah sukses meraup dana senilai Rp1,29 triliun.
Baca Juga
Sementara itu, sepanjang Desember 2021, Bank BTN akan menawarkan lebih dari 350 unit hunian senilai total Rp440,15 miliar kepada para investor.
Untuk mempermudah para investor, perseroan menawarkan produk KPR BTN Lelang, baik untuk rumah tapak maupun apartemen dengan bunga mulai 6,75 persen fixed rate 2 tahun.
Bank BTN turut memberikan kemudahan untuk proses pembelian rumah lelang, seperti uang muka mulai dari 5 persen hingga jangka waktu kredit yang bisa sampai 30 tahun dengan diskon biaya provisi sampai 50 persen.
Selain fasilitas tersebut, perseroan juga memberikan fitur Kredit Modal Kerja (KMK) BTN Renovasi bagi para investor pengembang. Bank spesialis pembiayaan rumah ini menawarkan suku bunga 10 persen dengan plafon hingga Rp5 miliar.
“Kami berupaya memberikan berbagai pilihan menarik yang dapat mendukung percepatan pemenuhan kebutuhan rumah di Indonesia,” tutur Haru.
Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan RI Rionald Silaban menyatakan bahwa pergelaran lelang hunian tersebut menjadi suatu terobosan, terutama dalam menekan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL].