Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permodalan Kuat, BRI (BBRI) Masih Punya Ruang Tumbuhkan Kredit

Kemampuan ekspansi BRI ditopang oleh permodalan yang kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR), yakni sebesar 24 persen atau tiga kali lipat di atas threshold yang diatur Bank Indonesia (BI).
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) Sunarso/Istimewa
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) Sunarso/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menunjukkan kinerja keuangan yang solid hingga September 2021. Tak hanya itu, perseroan juga secara aktif meneruskan komitmennya untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.

Dalam laporan keuangan perseroan, BRI berhasil mencetak aset terbesar kedua hingga kuartal III/2021 sebesar Rp1.619,77 triliun atau tumbuh sebesar 7,14 persen secara year to date (ytd). Adapun, total aset konsolidasi per 31 Desember 2020 sebesar Rp1.511,8 triliun naik menjadi Rp1.619,77 triliun per 30 September 2021.

BRI mencatat kredit yang diberikan tumbuh 13 persen secara ytd pada akhir kuartal III/2021. Kredit yang diberikan meningkat dari sebesar Rp899,46 triliun per 31 Desember 2020 menjadi Rp1.017 triliun per 30 September 2021.

Melihat hal itu, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa terdapat ruang perseroan untuk memantik ekonomi lewat jalur ekspansi kredit. Di mana, BRI memiliki kemampuan untuk melakukan ekspansi yang tercermin dari rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposit ratio/LDR) yang masih berada di angka 83 persen.

Sunarso menerangkan, kemampuan ekspansi ini ditopang oleh permodalan yang kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR), yakni sebesar 24 persen atau tiga kali lipat di atas threshold yang diatur Bank Indonesia (BI).

“LDR kita berada di kisaran 83 persen sedangkan yang optimal, bahkan regulator memberikan batasan atas 92 persen. Artinya, BRI masih punya ruang yang cukup secara likuiditas untuk menumbuhkan kredit. Maka, BRI masih punya kesempatan untuk tumbuh secara agresif ke depan, tentu agresif yang disertai dengan kehati-hatian,” kata Sunarso dalam keterangan tertulis, Kamis (16/12/2021).

Di samping itu, BRI juga terus melakukan transformasi manajerial dan kultur agar dapat meningkatkan tata Kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG). Penerapan praktik ini salah satunya tercermin dari pengukuran-pengukuran yang dilakukan pihak independen.  

“Organisasi di BRI harus punya agility yang tinggi, maka kemudian hierarki kita sederhanakan menjadi lebih flat dan lebih agile,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper