Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fenomena Disrupsi Digital: Bank Besar Caplok Bank Mini hingga 'Sulap' Aplikasi

Fenomena tersebut dinilai menegaskan bagaimana semua bank sangat menyadari bahwa bank digital itu adalah sebuah keniscayaan.
Ilustrasi Bank/Istimewa
Ilustrasi Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Fenomena disrupsi digital membuat bank-bank besar tak ayal banyak melakukan berbagai cara untuk tetap eksis dan diminati para nasabah. Mereka beramai-ramai melakukan aksi akuisisi hingga mengembangkan platform digital.

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), misalnya, meluncurkan bank digital bernama blu. Aplikasi blu resmi meluncur pada 2 Juli 2021. Aplikasi besutan PT BCA Digital ini hadir sebagai ekosistem bank digital tanpa kantor cabang (branchless) dan dapat diakses dari mana saja, kapan saja.

Bank BCA Digital sebelumnya adalah PT Bank Royal Indonesia yang diakuisisi oleh BCA pada April 2019 dan kemudian direbranding menjadi bank digital milik BBCA.

"Blu dibangun untuk menjadi next-generation bank yang memberikan kendali lebih bagi setiap nasabah dalam mengatur keuangan mereka,” kata Direktur Utama BCA Digital Lanny Budiati melalui siaran pers, Rabu (30/6/2021).

Selain blu milik BCA, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga mengeluarkan aplikasi Livin’ by Mandiri untuk memudahkan transaksi nasabah. Bahkan, Bank Mandiri terus menambahkan sejumlah fitur baru dengan versi terbaru untuk kenyamanan dan kemudahan nasabah.

Sementara, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) melakukan transformasi anak usahanya, yaitu PT BRI Agroniaga Tbk. (AGRO) menjadi bank digital dan mengubah namanya menjadi PT Bank Raya Indonesia Tbk.

Tak berhenti di sana, kabar teranyar datang dari PT Bank Negara Indonesia Tbk. (Persero) Tbk. (BBNI) yang akan mengakuisisi bank kecil. Muncul nama bank kecil yang akan diakuisisi BNI adalah Bank Mayora.

Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini saat ditemui di Jakarta pada akhir November 2021 mengatakan bahwa perseroan akan mengungkap mitra yang digandeng dalam proses pengembangan bank digital pada awal 2022.

Novita menuturkan bahwa perseroan akan mengungkap mitra yang akan digandeng oleh BNI setelah proses kesepakatan rampung. Selain itu, perseroan juga masih menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan rapat umum pemegang saham (RUPS).

Melihat fenomena disrupsi digital yang terjadi, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah menyebut fenomena seperti ini sebenarnya menegaskan bagaimana semua bank sangat menyadari bahwa bank digital itu adalah sebuah keniscayaan.

“Pada akhirnya semua bank akan menjadi bank digital,” kata Piter saat dihubungi Bisnis pada pekan lalu.

Menurut Piter, persaingan bank di masa depan adalah persaingan bank digital. Di mana, bank yang tidak mengembangkan layanan digital, maka akan kalah dalam persaingan.

“Untuk mengembangkan diri menjadi bank digital masing-masing bank akan menggunakan pendekatan yang berbeda, dengan tujuan akhir yang sama, yaitu memenangkan persaingan bank di era digital,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper