Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Segera Naikkan Suku Bunga, Begini Pandangan Bos BI

BI memperkirakan, the Fed akan mulai menaikkan suku bunga (Federal Funds Rate/FFR) pada Maret 2022 ini. FFR akan dinaikkan sebanyak empat kali sepanjang tahun ini.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - The Fed, Bank Sentral Amerika Serikat, menyatakan akan segera menaikkan suku bunga dan mengakhiri pembelian aset pada Maret 2022.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa normalisasi kebijakan moneter the Fed menjadi salah satu tantangan bagi pemulihan ekonomi negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Untuk negara berkembang seperti Indonesia, ini menjadi tantangan, jadi kita perlu memperkuat stabilitas eksternal untuk menahan dampak rambatan dari situasi global,” katanya dalam acara Leaders Insight dalam Annual Investment Forum 2022,” Kamis (27/1/2022).

Perry mengatakan, BI pun terus melakukan asesmen dampak dari normalisasi kebijakan the Fed terhadap pasar finansial Indonesia.

BI memperkirakan, the Fed akan mulai menaikkan suku bunga (Federal Funds Rate/FFR) pada Maret 2022 ini. FFR akan dinaikkan sebanyak empat kali sepanjang tahun ini.

“Perkiraan BI FFR akan naik empat kali tahun ini, mulai Maret 2022,” jelasnya.

Perry menyampaikan, kondisi global ini perlu diantisipasi agar tidak tidak menghambat pemulihan ekonomi domestik, termasuk sistem keuangan.

BI, imbuhnya, terus melakukan koordinasi yang kuat dengan pemerintah, terutama Kementerian Keuangan, dalam menjaga yield differential dan tingkat imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tetap menarik.

Pasalnya, dengan kenaikan FFR, BI memperkirakan tingkat imbal hasil US Treasury akan meningkat hingga 2,2 persen, bahkan berpotensi meningkat hingga 2,5 persen.

Tingginya tingkat imbal hasil US Treasury akan mengalihkan aliran portofolio asing dari negara berkembang ke negara maju tersebut.

Perry pun menegaskan, kebijakan moneter BI akan diiarahkan untuk menjaga stabilitas. Suku bunga acuan BI pun akan tetap dijaga pada level yang rendah hingga ada tanda-tanda kenaikan inflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper