Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Delapan Dekade OCBC (NISP), Kini Fokus Transformasi Digital

OCBC kini berusia 84 tahun dan fokus transformasi digital. Dalam perkembangan terkini, transaksi digital naik 71% YoY dan laba bersih Rp2,57 triliun.
Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja saat berkunjung ke Kantor Harian Bisnis Indonesia, Senin (4/8/2025)/Bisnis-Abdurachman
Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja saat berkunjung ke Kantor Harian Bisnis Indonesia, Senin (4/8/2025)/Bisnis-Abdurachman
Ringkasan Berita
  • OCBC telah bertransformasi menjadi bank digital dengan mengurangi jumlah kantor cabang dan fokus pada layanan digital, di mana 98% transaksi dilakukan secara digital.
  • OCBC mencatat pertumbuhan transaksi e-channel sebesar 71% YoY, dengan peningkatan pengguna aktif internet banking dan mobile banking masing-masing sebesar 20% dan 25% YoY.
  • OCBC  membukukan laba bersih Rp2,57 triliun pada semester I/2025, tumbuh 7% YoY, didukung oleh peningkatan pendapatan 14% YoY dan perbaikan kualitas aset dengan NPL bruto turun menjadi 1,9%.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank OCBC NISP Tbk. (OCBC) pada tahun ini genap berusia 84 tahun. Selama lebih dari delapan dekade, kini OCBC fokus bertransformasi dalam layanan digital.

Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur OCBC, mengatakan OCBC mengambil langkah transformasi digital jauh sebelum perbankan berbondong-bondong beralih ke digital di era Covid-19.

"Kami melakukan upaya-upaya digitalisasi, kami lakukan sebelum Covid-19. Sehingga waktu sebelum Covid, pertumbuhan kami lebih cepat lagi, karena ada pergeseran kebiasaan nasabah mulai tak lagi ke kantor cabang, semuanya digital," ujar Parwati dalam forum bersama direksi Bisnis Indonesia, Jakarta, Senin (4/8/2025).

Saat ini kantor cabang OCBC tersisa sebanyak 205 cabang yang tersebar di 54 kota. Jumlahnya menyusut seiring dengan transformasi digital yang dilakukan OCBC.

Parwati bilang, penutupan kantor cabang OCBC dimulai bahkan sebelum Covid-19. Sisa kantor cabang OCBC saat ini lebih beralih untuk kepentingan branding dan advisory. Bahkan, 80% dari total kantor cabang OCBC difokuskan pada fungsi advisory. "Per hari ini transaksi di cabang 2% dari transaksi, selebihnya digital," tegasnya.

Sementara itu, Direktur OCBC Ka Jit memaparkan sampai dengan 30 Juni 2025, OCBC membukukan transaksi melalui e-channel tumbuh hingga 71% year on year (YoY) dengan pengguna aktif individu internet banking dan OCBC Mobile naik sebesar 20% YoY.

Tidak hanya itu, pengguna aktif OCBC Business Mobile untuk nasabah korporasi mengalami kenaikan jumlah pengguna sebesar 25% YoY.

"Sekarang ini digitalisasi bank fokusnya membangun kapabilitas aplikasi. Banyak yang transisi fokusnya ke super apps, artinya semakin banyak fitur aplikasinya semakin unggul. Kalau kita, fokusnya adalah kecanggihan yang menawarkan relevansi," ujarnya.

Keunggulan yang ditawarkan OCBC adalah satu aplikasi yang agnostik, di mana dari satu aplikasi dapat digunakan untuk semua segmen, yaitu private banking, NYALA individu dan unit usaha syariah.

"Dalam menyusun roadmap, kita sesuaikan apa saja prioritasnya, untuk private bank apa, untuk NYALA apa saja," pungkasnya.

Adapun, NISP membukukan laba bersih senilai Rp2,57 triliun, tumbuh 7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu atau year on year (YoY) sepanjang semester I tahun ini. Pada semester I/2024, perseroan mencatatkan laba bersih senilai Rp2,39 triliun.

Pertumbuhan tersebut didukung oleh jumlah pendapatan yang meningkat sebesar 14% YoY. Dana pihak ketiga (DPK) meningkat 9% YoY menjadi Rp216,28 triliun, sedangkan kredit yang diberikan tumbuh 2% YoY menjadi Rp166,34 triliun pada periode yang sama.

Sejalan dengan penyaluran kredit tersebut, kualitas aset perseroan mengalami perbaikan, yang tercermin dari kredit bermasalah bruto (gross NPL) turun menjadi 1,9% dari 2,0% pada periode yang sama tahun lalu, lebih rendah dibandingkan rata-rata industri. Sementara rasio NPL Net stabil sebesar 0,7%.

Pada periode yang sama, likuiditas dan permodalan OCBC NISP terjaga dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 267% dan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 23,6%, jauh di atas ketentuan minimum regulator.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro