Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Chatib Basri Sebut BI Sulit Naikkan Suku Bunga Acuan, Apa Alasannya?

Ekonom senior Chatib Basri menyebut Bank Indonesia (BI) sulit menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Apa alasannya?
Chairman of Advisory Board Mandiri Institute M. Chatib Basri memberikan kata sambutan di sela-sela penandatanganan kerja sama di Jakarta, Rabu (6/6/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Chairman of Advisory Board Mandiri Institute M. Chatib Basri memberikan kata sambutan di sela-sela penandatanganan kerja sama di Jakarta, Rabu (6/6/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Senior Chatib Basri menyampaikan ada beberapa pilihan kebijakan yang dapat diambil oleh Bank Indonesia dan pemerintah dalam menghadapi tapering the Fed pada tahun ini. Termasuk soal kenaikan suku bunga acuan

Beberapa kebijakan tersebut diantaranya, membiarkan nilai tukar rupiah terdepresiasi, BI menaikkan suku bunga acuan, atau pemerintah mulai memperketat pelonggaran kebijakan fiskal.

Namun demikian, Mantan Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut menilai akan sulit bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuan dalam situasi seperti ini. Pasalnya, tingkat inflasi di dalam negeri masih cenderung rendah, tercermin dari tingkat inflasi 2021 yang mencapai 1,87 persen, berada di bawah target BI 2 hingga 4 persen.

“Tahun depan ada kemungkinan BI akan mulai menaikkan suku bunga, tapi tidak tahun ini. Jika BI meningkatkan suku bunga, biaya untuk pemulihan ekonomi terlalu besar,” katanya dalam acara Mandiri Investment Forum 2022, Rabu (9/2/2022).

Dari sisi kebijakan fiskal, Chatib memperkirakan pemerintah baru akan mulai melakukan pengetatan pada tahun depan. Hal ini mengingat komitmen pemerintah untuk meneruskan dukungan terhadap pemulihan ekonomi nasional. 

Pengetatan kebijakan fiskal diperkirakan baru akan dilakukan pada 2023, lanjutnya, sejalan dengan target pemerintah untuk kembali menurunkan angka defisit APBN ke 3 persen.

“Jadi tidak akan ada pengetatan kebijakan fiskal pada tahun ini. Satu-satunya opsi pada tahun ini adalah membiarkan nilai tukar mengalami depresiasi dan ini yang akan terjadi,” kata Chatib.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper