Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simak Tips Memilih Investasi ala Bos BCA (BBCA) Jahja Setiaatmadja

Dirut BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan dalam menentukan instrumen investasi diperlukan pengetahuan terkait profil risiko investor.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja saat paparan kinerja kuartal I/2020 secara live, Rabu (27/5/2020). /BCA.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja saat paparan kinerja kuartal I/2020 secara live, Rabu (27/5/2020). /BCA.

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), Jahja Setiaatmadja, membagikan sejumlah tips investasi kepada para investor pemula.

Menurutnya, dalam menentukan instrumen investasi diperlukan pengetahuan terkait profil risiko investor. Hal ini bertujuan mengukur toleransi investor terhadap kemungkinan rugi.

“Menurut saya, Anda harus mengenali diri sendiri. Dalam arti, Anda adalah agresif investor yang agak berani loss tidak apa-apa tetapi mencari target income yang tinggi, ya masuk ke investasi yang tanda petik ada spekulasi tinggi,” ujarnya Selasa (9/2/2022).

Sementara itu, kata Jahja, bagi tipe investor konservatif bisa memilih instrumen investasi yang relatif aman. Adapun bagi investor moderat bisa mencampur investasi yang berisiko tinggi dengan investasi dengan risiko serta imbal hasil rendah.

“Jadi, tergantung juga dari sifat Anda, itu yang pertama. Kedua, tentunya banyak sekali investasi dan dalam hal ini Anda harus melihat kebutuhan. Jangan hanya sekadar investasi,” ujarnya.

Menurutnya, para investor uang yang berstatus belum berkeluarga dinilai lebih leluasa untuk memilih produk investasi. Hal itu diasumsikan karena mereka belum memiliki tagihan, seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR), KKB, atau lainnya.

Jahja menambahkan bahwa investasi di perbankan relatif aman, semisal untuk tabungan dan deposito. Meski bunga yang ditawarkan cukup rendah, instrumen tersebut dinilai likuid atau mudah dicairkan.

“Tetapi ada juga, kita mulai melihat pasar modal, ada obligasi dan saham. Tentu karakteristiknya berbeda kalau obligasi Anda harus berpikir agak lebih panjang, semisalnya government bond. Pasti aman tetapi kalau itu jatuh pas ada saat jatuh tempo, in between Anda perlu likuiditas, tentu Anda harus jual dan saat itu tergantung harga pasar lagi tinggi atau rendah,” pungkasnya.

Sementara itu, untuk instrumen saham, Jahja menyatakan bahwa investor dipastikan memburu capital gain karena tidak ada bunga yang dikenakan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper