Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Bunga Bersih Naik, Bank DKI Raih Laba Rp198,01 Miliar Kuartal I/2022  

Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) Bank DKI naik 13,5 persen secara tahunan, dari sebelumnya sebesar Rp629 miliar pada kuartal I/2021 menjadi Rp713 miliar pada kuartal pertama tahun ini.
Warga melintas di depan ATM Gallery Bank DKI di Jakarta, Senin (8/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Warga melintas di depan ATM Gallery Bank DKI di Jakarta, Senin (8/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta atau Bank DKI membukukan laba bersih sebesar Rp198,01 miliar pada kuartal I/2022.

Perolehan laba bersih tersebut didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang meningkat 13,5 persen, dari sebelumnya sebesar Rp629 miliar pada kuartal I/2021 menjadi Rp713 miliar pada kuartal pertama tahun ini.

Adapun pendapatan operasional sebelum pencadangan (pre-provisioning operating profit/PPOP) tercatat tumbuh sebesar 44,7 persen menjadi Rp395 miliar pada kuartal I/2022.

Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI Romy Wijayanto mengatakan membaiknya situasi pandemi Covid-19 telah mendorong pertumbuhan kinerja Bank DKI. Hal ini ditandai dengan penyaluran kredit Bank DKI yang tumbuh 13,7 persen menjadi Rp38,3 triliun.

“Pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh penyaluran kredit pada sektor UMK [usaha mikro dan kecil] yang meningkat sebesar 26,1 persen dari Rp1,4 triliun pada kuartal I/2021 menjadi Rp1,77 triliun pada kuartal I/2022,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (22/4/2022).

Romy menuturkan Bank DKI akan terus mendorong pemberdayaan UMKM di Jakarta dan sekitarnya melalui penyaluran kredit dan pembiayaan kepada pedagang UMKM JakPreneur serta pedagang BUMD Pangan, seperti Perumda Pasar Jaya, Food Station, Dharma Jaya.

Untuk segmen konsumer, juga mengalami pertumbuhan secara tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 12,8 persen menjadi Rp15,3 triliun pada kuartal I/2022. Selanjutnya, untuk segmen komersial mencapai Rp14,45 triliun atau tumbuh 19,6 persen.

Adapun, pembiayaan di segmen syariah turut mengalami pertumbuhan sebesar 6,5 persen dari semula tercatat sebesar Rp5,94 triliun pada kuartal I/2021 menjadi Rp6,32 triliun pada periode yang sama tahun ini.

“Pertumbuhan kredit dan pembiayaan tersebut ditopang oleh peningkatan kapabilitas SDM di bidang kredit serta penyederhanaan proses bisnis melalui digitalisasi,” kata Romy.

Secara bertahap, Bank DKI juga terus melakukan perbaikan kualitas kredit yang terjaga dengan baik. Pada kuartal I/2022, Rasio NPL gross masih terjaga sebesar 3,05 persen, membaik dibandingkan periode sebelumnya sebesar 3,19 persen.

Dalam memitigasi berbagai risiko yang mungkin dihadapi kedepannya, Bank DKI secara konsisten terus melakukan peningkatan pencadangan yang ditandai dengan peningkatan coverage ratio Bank DKI menjadi sebesar 160,54 persen.

Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) Bank DKI turut mengalami pertumbuhan 34,32 persen menjadi Rp57,74 triliun pada kuartal I/2022, sehingga mendorong total aset Bank DKI mencapai Rp71,13 triliun atau tumbuh sebesar 27,7 persen

Pada kuartal pertama tahun ini, pendapatan berbasis komisi atau fee based income Bank DKI tercatat mencapai Rp116 miliar. Jumlah tersebut meningkat 19,6 persen jika dibandingkan kuartal I/2021 yang membukukan Rp97 miliar.

Romy menambahkan Bank DKI terus melakukan pengembangan produk dan layanan perbankan digital yang dimiliki melalui JakOne Community Apps untuk mengakomodasi perubahan perilaku nasabah dan masyarakat.

JakOne Community Apps merupakan layanan perbankan digital untuk mendorong penerapan inklusi keuangan serta melalui pengembangan produk dan layanan digital. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper