Bisnis.com, JAKARTA - Bank Jakarta, yang sebelumnya merupakan Bank DKI, mencatatkan laba Rp421 miliar hingga akhir kuartal II/2025. Capaian ini sejalan dengan strategi transformasi menyeluruh dan langkah ekspansi bisnis, termasuk melalui sinergi regional yang kian diperkuat.
Direktur Utama Bank Jakarta Agus H. Widodo, menyampaikan bahwa kinerja positif ini merupakan cerminan dari komitmen Bank Jakarta untuk terus bertumbuh secara sehat dan inklusif, termasuk memperkuat fungsi intermediasi dengan memperluas akses pembiayaan produktif, khususnya kepada pelaku UMKM yang diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi daerah.
"Per Juni 2025, Laba bersih Bank Jakarta tercatat sebesar Rp421,18 miliar, tumbuh sebesar 24,42% secara year on year [yoy] dari sebelumnya tercatat sebesar Rp338,53 miliar," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (29/7/2025).
Dia mengungkapkan laba bersih tersebut terutama ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga bersih yang meningkat 10,38% yoy, dari semula tercatat sebesar Rp1,34 triliun pada Juni 2024, menjadi sebesar Rp1,47 triliun pada Juni 2025.
Selanjutnya, berbagai program efisiensi yang dilakukan oleh Bank Jakarta terbukti mampu menekan rasio BOPO yang membaik menjadi 83,86% dari sebelumnya 87,02%, atau turun 3,17% yoy.
Per Juni 2025, kata dia, total aset Bank Jakarta tercatat sebesar Rp84,72 triliun, tumbuh sebesar 2,96% yoy dibandingkan posisi kuartal II/2024 sebesar Rp82,29 triliun.
Pertumbuhan Total Aset Bank Jakarta seiring dengan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tercatat sebesar Rp67,69 triliun atau tumbuh sebesar 3,84% yoy.
Meskipun kondisi persaingan DPK masih dirasa cukup ketat, CASA (Current Account Saving Account) Bank Jakarta mengalami peningkatan sebesar 8,03% (yoy), menjadi sebesar Rp25,37 triliun pada Juni 2025.
"Hal tersebut menjadi fundamental yang baik bagi Bank Jakarta untuk tumbuh secara solid kedepannya," ungkapnya.
Pertumbuhan kuartal II/2025, terutama ditopang oleh penyaluran Kredit sektor UKM. Dia mengatakan kredit UKM tumbuh sebesar 43,70% (yoy) menjadi sebesar Rp2,31 triliun serta Kredit Konsumer yang bertumbuh sebesar 2,92% (yoy) menjadi Rp23,50 triliun.
Tercatat hingga Juni 2025, Bank Jakarta terus melakukan penetrasi pemasaran kredit UKM sekaligus literasi keuangan di sentra-sentra UKM, kolaborasi dengan Dinas Koperasi UMKM dalam program pemberdayaan pelaku UKM, pelaksanaan kerja sama channeling penyaluran Kredit Multiguna dengan mitra fintech dan koperasi serta telemarketing melalui berbagai saluran digital.
Rebranding Bank DKI menjadi Bank Jakarta
Pencapaian kinerja tersebut diperkuat dengan transformasi identitas perusahaan. Pada momentum HUT ke-498 Kota Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung secara resmi mengumumkan perubahan call name dari Bank DKI menjadi Bank Jakarta.
Nama "Bank Jakarta" dipilih karena merepresentasikan identitas kota, resonansi global, serta aspirasi kolektif warga Jakarta. Bersamaan dengan itu, logo baru juga diperkenalkan, menampilkan tiga garis diagonal menyerupai api Monas yang merupakan lambang semangat pertumbuhan dan aspirasi tanpa batas.
Dengan fondasi kinerja yang solid serta identitas baru yang mencerminkan semangat kota, Bank Jakarta semakin optimis melangkah ke masa depan sebagai mitra strategis pembangunan ekonomi daerah yang adaptif, inovatif, dan kompetitif.