Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Salip Bank Jago (ARTO), Market Cap BNI (BBNI) Tembus Rp177 Triliun

Barket cap BNI mencapai Rp177 triliun pada penutupan perdagangan Selasa (26/4/2022). Raihan ini membuat perseroan bertengger di peringkat ke-9 top market cap di Bursa.
Kantor BNI/Istimewa
Kantor BNI/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencatatkan peningkatan kapitalisasi pasar atau market cap,yang berhasil melampaui PT Bank Jago Tbk. (ARTO).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdagangan Selasa (26/4/2022), market cap dari emiten bank dengan kode saham BBNI tersebut mencapai Rp177 triliun. Raihan ini membuat perseroan bertengger di peringkat ke-9 top market cap di Bursa.

Capaian BBNI itu juga menggeser posisi Bank Jago yang membukukan market cap senilai Rp170 triliun. Pada pekan lalu, kapitalisasi pasar BBNI bahkan sempat di atas saham emiten media yakni PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).

Berdasarkan data RTI, saham BBNI pada penutupan perdagangan Selasa naik 1,05 persen ke level Rp9.600 per unit. Posisi ini kian mendekati level Rp10.000 per unit. Saham BBNI terakhir menyentuh angka Rp10.250 pada 2018 dan menjadi level tertinggi sepanjang sejarah perseroan. Adapun, sepanjang tahun berjalan, saham BBNI sudah melonjak 42,22 persen.

Seiring dengan meningkatnya market cap dan harga saham, kinerja BBNI pada kuartal I/2022 juga mampu mempertahankan ekspansi kinerja solid. Kualitas kredit yang membaik membuat perseroan mampu mencetak pendapatan di awal tahun.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar memaparkan laba perseroan pada kuartal I/2022 mencapai Rp3,96 triliun, tumbuh 63,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Royke mengatakan pencapaian laba bersih tersebut didorong oleh Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP), yang tumbuh kuat 7,3 persen yoy menjadi Rp8,5 triliun.

“Pencapaian pendapatan operasional ini adalah tertinggi yang pernah dihasilkan BNI, bahkan lebih tinggi dari pendapatan operasional sebelum pandemi,” ujarnya dalam paparan kinerja kuartal I/2022 BNI, Selasa (26/4/2022).

Selain itu, upaya perbaikan kualitas kredit melalui monitoring, penanganan dan kebijakan yang efektif membuat biaya pencadangan kredit juga turun tajam sebesar 26,1 persen yoy.

Total baki kredit yang disalurkan sepanjang tiga bulan pertama 2022 menjadi Rp591,68 triliun. Posisi ini tercatat lebih tinggi dibandingkan kuartal I/2022.

Indikator kinerja positif lainnya terkait dengan kualitas aset, likuiditas, dan efisiensi juga semakin baik sehingga turut mendorong tercapainya pendapatan operasional yang lebih tinggi.

Pada tahun ini, kata Royke, emiten bank dengan kode saham BBNI ini akan terus meningkatkan kinerja kredit dengan rentang pertumbuhan 7 persen hingga 10 persen.

Akselerasi kinerja ini akan didukung oleh rencana penyaluran kredit yang lebih kuat dan berkualitas di semua segmen, serta tren positif ekonomi makro seperti kegiatan ekonomi yang lebih terbuka, dan harga komoditas yang kuat.

“Dengan dampak penyebaran Virus Corona-19 varian Omicron yang mereda, maka geliat ekonomi ini pun akan terus mendorong peningkatan kualitas aset BNI,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper