Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Core Indonesia: Batalnya Penerbitan SBN Global Pengaruhi Penurunan Cadangan Devisa

Penurunan cadangan devisa (cadev) terjadi karena penerimaannya yang lebih rendah dari pengeluaran. Penerimaan cadev sendiri pada umumnya berasal dari utang pemerintah.
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020).  Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Center of Reform on Economics atau Core Indonesia menilai bahwa batalnya penerbitan surat berharga negara atau SBN global menjadi salah satu faktor yang membuat cadangan devisa Indonesia turun. Meskipun begitu, penurunan cadangan devisa bukan sinyal ekonomi yang memburuk.

Menurut ekonom senior dan Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah Redjalam, penurunan cadangan devisa (cadev) terjadi karena penerimaannya yang lebih rendah dari pengeluaran. Penerimaan cadev sendiri pada umumnya berasal dari utang pemerintah.

"Penerimaan cadev menjadi lebih kecil karena pemerintah membatalkan penerbitan SBN global seiring dengan tingginya penerimaan pemerintah dari ekspor," kata Piter kepada Bisnis, Jumat (13/5/2022).

Dia menyebut bahwa pengeluaran cadev pada April 2022 menjadi lebih besar karena dua faktor. Pertama, pemerintah memiliki kewajiban membayar pokok dan bunga hutan, lalu kedua adalah Bank Indonesia (BI) harus melakukan intervensi pasar untuk membuat nilai tukar rupiah lebih stabil.

Menurut Piter, penurunan cadev merupakan hal yang normal terjadi sesuai dinamika perekonomian domestik maupun global. Dia pun menilai bahwa penurunan cadev belakangan tidak menjadi cerminan pelemahan ekonomi Indonesia.

"Cadev memang dipastikan akan naik dan turun sesuai penerimaan dan pemanfaatan cadev. Penurunan cadev bukan cerminan perekonomian indonesia memburuk," katanya.

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan bahwa posisi cadangan devisa April 2022 adalah senilai US$135,7 miliar. Jumlah itu turun US$3,4 miliar dari posisi Maret 2022 senilai US$139,1 miliar.

Posisi cadangan devisa Indonesia setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Jumlah cadangan devisa pun berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Penurunan posisi cadangan devisa pada April 2022 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan antisipasi kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian," ujar Erwin pada Jumat (13/5/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper