Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia mengumumkan cadangan devisa Indonesia periode April 2022 mencapai US$135,7 miliar.
Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau periode Maret 2022, capaian ini susut US$3,4 miliar atau berkurang Rp49,66 triliun (kurs dolar hari ini Rp14.606).
Dilansir Investopedia, cadangan devisa atau foreign exchange reverse adalah aset negara dalam bentuk mata uang asing. Cadangan devisa ditempatkan di bank sentral dalam hal Indonesia dipegang oleh BI. Aset pemerintah ini dimanfaatkan untuk memenuhi kewajiban keuangan karena adanya transaksi internasional (reserve currency). Indonesia sendiri menempatkan sebagian besar cadangan devisanya dalam dolar Amerika Serikat.
Cadangan devisa dapat berupa uang kertas, deposito, obligasi, surat perbendaharaan negara, dan surat berharga negara lainnya. Aset-aset ini memiliki banyak tujuan tetapi yang paling penting dipegang untuk memastikan bahwa lembaga pemerintah pusat memiliki dana cadangan jika mata uang nasional mereka dengan cepat mengalami penurunan atau terdevaluasi.
Dalam menentukan naik turunnya nilai cadangan devisa, negara akan menghitung jumlah besarnya kemampuan cadangan devisa tersebut untuk membiayai impor minimal selama 3 bulan.
Lalu apa penyebab cadangan devisa Indonesia pada April 2022 turun?
Erwin Haryono, Kepala Departemen Komunikasi BI mengatakan merosotnya cadangan devisa Indonesia pada April 2022 disebabkan langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani membayar utang luar negeri yang jatuh tempo.
Baca Juga
"Penurunan posisi cadangan devisa pada April 2022 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan antisipasi kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (13/5/2022).
Dengan cadangan devisa setara Rp1.982 triliun ini, BI memperhitungkan Indonesia mampu melakukan pembiayaan impos selama 6,9 bulan atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. "Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Herwin.
Dia menyebutkan ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.