Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Asuransi Jiwa Hingga Kesehatan Lewat Bank Loyo, Intip Proyeksi Allianz dan Prudential

Penjualan produk asuransi melalui kanal perbankan alias bancassurance
Nasabah beraktivitas di kantor Allianz Life, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Nasabah beraktivitas di kantor Allianz Life, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja penjualan produk asuransi baik kesehatan, jiwa ataupun asuransi pendidikan melalui kanal perbankan atau lebih populer dengan sebutan bancassurance mengalami penurunan pada awal tahun ini. Namun, saluran distribusi dari bank ini diyakini bakal tetap mampu mendongkrak pertumbuhan premi sampai dengan akhir tahun ini.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pendapatan premi dari kanal distribusi bancassurance sampai dengan kuartal I/2022 mencapai Rp21,87 triliun. Capaian ini mengalami penurunan sebesar 28,2 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp30,47 triliun.

Business Director PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life Indonesia) Bianto Surodjo mengatakan, merebaknya Covid-19 varian Omicron pada awal tahun ini telah menghambat proses bisnis selama Januari-Maret 2022. Kinerja kanal distribusi bancassurance terganggu karena banyak kantor cabang bank tutup.

Berdasarkan laporan keuangan konvensional kuartal I/2022, perusahaan joint venture asal Jerman tersebut membukukan pendapatan premi bruto senilai Rp3,59 triliun. Nilai ini mengalami penurunan signifikan sebesar 40,66 persen yoy dibandingkan kuartal I/2021 yang mencapai Rp6,05 triliun. Bianto menuturkan, kontribusi premi dari kanal distribusi bancassurance mencapai sekitar 50 persen dari total perolehan premi perseroan.

Namun, menurutnya, kondisi perlambatan pada kuartal pertama hanya bersifat sementara. Ia pun optimistis kinerja akan membaik hingga akhir tahun ini seiring semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memiliki proteksi asuransi di tengah pandemi.

"Kami sangat optimistis dengan potensi pertumbuhan bisnis di tahun ini, terutama dengan meredanya pandemi di kuartal II/2022 dan mudah-mudahan kondisi menjadi semakin baik di semester II nanti," ujar Bianto kepada Bisnis, Selasa (12/7/2022).

Ketika ditemui akhir bulan lalu, Bianto mengungkapkan bahwa kinerja premi pada April-Juni 2022 relatif lebih baik dibandingkan kuartal I/2022. Di sisi lain, dia memandang bahwa daya beli masyarakat di tahun ini mulai meningkat dan perekonomian mulai membaik. Dikombinasikan dengan intensitas pandemi yang berkurang, kedua hal tersebut turut menambah keyakinan Allianz untuk mencatatkan kinerja positif di 2022.

"Kami melihat positif karena dua faktor, yakni demand naik dan daya beli meningkat, ekonomi mulai membaik. Kami dari Allianz effort-nya juga banyak sekali dengan menyesuaikan produk di semua segmen distribusi, kami perkuat agen-agen milenial kami, di bank kami nambah jumlah bank dan sebagainya," tuturnya.

Pekan lalu, Allianz Asia Pacific (Allianz) dan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) baru saja mengumumkan perpanjangan eksklusif perjanjian distribusi bancassurance selama 15 tahun, yang mencakup pasar-pasar utama di Asia.

Country Manager & Direktur Utama Allianz Life Indonesia David Nolan menyambut baik perpanjangan kemitraan dengan HSBC tersebut.

“HSBC adalah yang terdepan dalam wealth management di Indonesia, dan kami sangat senang dapat melanjutkan kemitraan kami sehingga kami dapat melindungi masa depan lebih banyak orang Indonesia. Jalur bancassurance Allianz Life Indonesia telah berkembang pesat selama 20 tahun terakhir dengan menyediakan berbagai solusi asuransi," kata David.

Sementara itu, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) juga mencatatkan perlambatan perolehan premi pada kuartal I/2022. Merujuk laporan keuangan konvensional kuartal I/2022 (unaudited), Prudential membukukan pendapatan premi senilai Rp4,79 triliun atau turun 10,8 persen bila dibandingkan dengan kuartal I/2021 yang mencapai Rp5,37 triliun.

Prudential Perkuat Penjulan di Kanal Bancassurance & Keagenan.

Chief Marketing & Communications Officer Prudential Indonesia Luskito Hambali mengatakan, perlambatan pertumbuhan premi tersebut disebabkan oleh daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih.

Seiring pulihnya ekonomi sebagai hasil dari program pemulihan ekonomi nasional yang sedang dijalankan pemerintah, Prudential optimistis terhadap pertumbuhan kebutuhan produk asuransi yang sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat atas pentingnya perlindungan.

Guna menggenjot kinerja, Prudential bakal terus memperkuat saluran distribusinya, baik kanal distribusi bancassurance maupun keagenan.

"Kami berkomitmen untuk terus memperkuat seluruh saluran distribusi pemasaran produk Prudential Indonesia, yakni dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas dari tenaga pemasar profesional. Kami juga berupaya menghadirkan beragam produk perlindungan baru untuk menjawab kebutuhan nasabah yang kian berkembang dan beragam serta menjaga layanan terbaik bagi nasabah," kata Luskito kepada Bisnis.

Selain itu, Luskito mengimbuhkan, Prudential juga berupaya mengakselerasi transformasi digital untuk memperkuat berbagai inovasi guna mempermudah masyarakat mengakses solusi perlindungan dari Prudential Indonesia.

"Mempermudah nasabah untuk berinteraksi dengan berbagai layanan Prudential Indonesia dan beragam dukungan lainnya untuk membantu masyarakat Indonesia hidup lebih sehat dan sejahtera," katanya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu menuturkan, kinerja dua kanal distribusi utama industri asuransi jiwa mengalami penurunan sepanjang kuartal I/2022. Pendapatan premi dari kanal bancassurance turun 28,2 persen year-on-year (yoy), sedangkan kanal keagenan turun 9,4 persen yoy.

"Keagenan dan bancassurance menurun karena ada aturan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM," tutur Togar.

Sebaliknya, pendapatan premi dari kanal distribusi alternatif menunjukkan peningkatan sebesar 15,3 persen yoy pada kuartal I/2022. Togar menduga peningkatan ini karena kerja sama penjualan produk asuransi melalui marketplace atau e-commerce mulai bertumbuh.

"Jadi industri sedang bertransformasi menggunakan banyak alternatif distribusi yang ada. Kami berharap semuanya bisa bertumbuh, baik agensi, bancassurance, maupun distribusi alternatif," katanya.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper