Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI akan memaparkan laporan kinerja keuangan sepanjang paruh pertama 2022 pada Rabu (27/7/2022).
Jika melihat kinerja keuangan pada sampai dengan Mei 2022, BRI mencatat laba bersih secara bank only sebesar Rp19,15 triliun. Capaian itu naik 106,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (yoy).
Kenaikan laba BRI hingga Mei 2022 ditopang pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII), yang naik 8,39 persen yoy atau dari Rp48,42 triliun menjadi Rp52,48 triliun. Perseroan juga mampu menekan beban bunga dari Rp10,25 triliun menjadi Rp8,09 triliun hingga Mei 2022.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan perseroan optimistis tren profitabilitas akan terus meningkat. Hal ini seiring kondisi perekonomian yang lebih baik dan sektor perbankan dinilai lebih siap menghadapi tantangan tahun ini.
Dia juga menambahkan bahwa strategi pencadangan diperlukan untuk mengantisipasi tantangan ekonomi terhadap pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya pulih tahun ini.
Di sisi lain, penyaluran kredit emiten bank berkode saham BBRI ini juga melonjak. Hingga Mei 2022, perseroan menyalurkan kredit sebesar Rp987,44 triliun, naik 9,7 persen dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp899,63 triliun.
Baca Juga
Aestika sedikit membocorkan bahwa kredit yang disalurkan BRI hingga akhir kuartal II/2022 tumbuh dua digit Meski tidak secara terperinci, segmen mikro disebut memiliki pangsa paling besar dibanding total portofolio pinjaman BRI.
“Secara komposisi, segmen mikro memiliki share paling besar dibanding total portofolio pinjaman BRI, dengan porsi pada kisaran 46 persen,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (26/7/2022).
Aestika mengatakan segmen mikro juga menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit di BRI. Pertumbuhan segmen mikro yang agresif tidak terlepas dari strategi BRI yang memprioritaskan dan memperkuat strategi pertumbuhan bisnis di segmen UMKM utamanya segmen mikro.
Dia juga optimistis kredit segmen mikro tangguh dalam menghadapi kondisi inflasi di dalam dan luar negeri. Riset dari BRI Research Institute menunjukkan ada korelasi positif yang sangat kuat antara Indeks bisnis UMKM dengan Indeks Mobilitas Masyarakat.
“Hal ini menunjukkan kinerja usaha pelaku UMKM cenderung naik sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat di luar rumah. Dengan semakin sehatnya pelaku UMKM maka hal ini akan mendorong pertumbuhan kredit BRI serta pertumbuhan kredit perbankan secara nasional,” tutur Aestika.