Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Jatim (BJTM) Siap Gelontorkan Rp3 Triliun untuk Akuisisi BPD

Rencana akuisisi dari Bank Jatim (BJTM) bertujuan membantu sejumlah BPD untuk memperkuat struktur permodalan sesuai ketentuan OJK.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman saat memberikan penjelasan dalam konferensi pers Kamis (22/10/2020). /Bisnis-Peni Widarti
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman saat memberikan penjelasan dalam konferensi pers Kamis (22/10/2020). /Bisnis-Peni Widarti

Bisnis.com, JAKARTA –  PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Timur Tbk. (BJTM) atau Bank Jatim berencana melakukan ekspansi anorganik dengan mengakuisisi beberapa BPD yang tersebar di wilayah Indonesia bagian timur. Adapun dana yang disiapkan senilai Rp3 triliun.

Langkah ekspansi yang dilakukan emiten bersandi saham BJTM itu mengingat ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mewajibkan setiap perbankan, termasuk BPD, memenuhi modal inti minimum sebesar Rp3 triliun.

Berbeda dengan bank umum, OJK memberikan tenggat pemenuhan modal inti untuk BPD, yakni pada akhir 2024. Jika tidak terpenuhi, maka BPD harus bersiap untuk turun kelas menjadi bank perkreditan rakyat (BPR).

Direktur Komersial & Korporasi Bank Jatim Edi Masrianto mengatakan akan menganalisis dan membidik BPD yang sejalan dengan bisnis perusahaan. Dia berharap kehadiran mitra baru perseroan bisa menopang fee based income (FBI) Bank Jatim. 

“Dengan aturan yang baru, itu memungkinkan kami bisa chip in [masuk] ke BPD-BPD yang tidak bisa memenuhi ketentuan OJK yang modal inti minimumnya harus Rp3 triliun,” kata Edi di Jakarta, Senin (25/7/2022). 

Adapun, Edi mengungkapkan emiten bersandi saham BJTM itu sudah mendekati 3 BPD yang berada di wilayah timur, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi, dan Kalimantan. “Tapi belum tentu mereka mau semua, kita lihat tahun depan,” tuturnya. 

Sementara itu, pada 6 bulan pertama di tahun ini, laba bersih Bank Jatim naik 1,49 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp803 miliar menjadi Rp815 miliar. Laba tersebut ditopang dari pendapatan bunga yang tumbuh 5,17 persen yoy dari Rp3,18 triliun menjadi Rp3,35 triliun. 

Pada periode tersebut beban bunga Bank Jatim menyusut 1,74 persen yoy menjadi Rp971 miliar, dari semula Rp988 miliar. Alhasil, pendapatan bunga bersih perseroan tumbuh 8,28 persen yoy dari Rp2,19 triliun menjadi Rp2,38 triliun. 

Aset yang dimiliki perseroan juga tumbuh 14,08 persen yoy dari Rp95,48 triliun menjadi Rp108,92 triliun pada Juni 2022. 

Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menjelaskan pencapaian tersebut didukung oleh pertumbuhan seperti dana pihak ketiga (DPK) perseroan yang mengalami pertumbuhan sebesar 16,41 persen yoy dari Rp81,52 triliun menjadi 94,90 triliun. 

“Pertumbuhan DPK yang signifikan tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat kepada Bank Jatim terus meningkat. Ini tentu menjadi tugas kami untuk mengoptimalkan kinerja yang baik untuk ke depannya,” kata Busrul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper