Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRI (BBRI) Optimistis Rasio Kredit Macet Tetap 3 Persen

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan BRI optimistis rasio kredit macet atau NPL tetap 3 persen hingga akhir 2022.
Ilustrasi kredit bermasalah atau non performing loan (NPL)/Freepik
Ilustrasi kredit bermasalah atau non performing loan (NPL)/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) optimistis rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) hingga akhir tahun terjaga di posisi 3 persen.

NPL adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. NPL mengacu pada kondisi di mana debitur tidak dapat membayar kewajiban terhadap bank. Selektivitas dalam penyaluran kredit menjadi salah satu strategi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dalam menjaga kualitas kredit.

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan pada kuartal II/2022 tercatat NPL BRI (bank only) berada pada kisaran 3 persen, relatif terjaga dan terkelola sesuai dengan target yang ditetapkan perseroan.

Secara persentase, saat ini trend pendorong NPL berasal dari segmen mikro dan segmen kecil dimana disebabkan oleh beberapa debitur yang tidak dapat diselamatkan akibat scaring effect Covid-19. Meski demikian, BRI meyakini hingga akhir tahun NPL tetap terjadi di angka 3 persen.

“Pada akhir 2022, BRI optimistis dapat menjaga NPL pada kisaran 3 persen. Strategi BRI dalam menjaga NPL yakni dengan selective growth,” kata Aestika kepada Bisnis, Jumat (22/7/2022).

Aestika menjelaskan selective growth adalah strategi penyaluran kredit berfokus pada sektor-sektor yang memiliki potensi yang kuat serta eksposur minimum terhadap gejolak tersebut, seperti pertanian, industri bahan kimia, serta makanan dan minuman.

Sejauh ini, kata Aestika, keberhasilan BRI dalam menjaga kualitas kredit tidak terlepas dari strategi selective growth ini. Selain itu, kian terkendalinya pandemi membuat aktivitas sosial ekonomi masyarakat kembali bergeliat.

Riset dari BRI Research Institute menunjukkan ada korelasi positif yang sangat kuat antara Indeks bisnis UMKM dengan Indeks Mobilitas Masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja usaha pelaku UMKM cenderung naik sejalan meningkatnya aktivitas masyarakat di luar rumah.

“Dengan makin sehatnya pelaku UMKM maka hal ini akan mendorong pertumbuhan kredit BRI serta pertumbuhan kredit secara nasional,” kata Aestika.

Upaya lain yang dilakukan BRI untuk menjaga NPL, kata Aestika, yakni selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah.

BRI juga menerapkan soft landing strategy dengan terus membentuk cadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper