Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) ditutup menguat 9,85 persen ke posisi 10.875 pada perdagangan Kamis (29/7). Penguatan tersebut terjadi tidak lama setelah ARTO masuk sebagai penghuni baru indeks LQ45.
Merujuk pada RTI Jumat (29/7), jumlah transaksi saham ARTO mencapai 29,76 transaksi dengan nilai yang beredar mencapai Rp310,7 miliar. Frekuensi perdagangan untuk saham ARTO mencapai lebih dari 17.000 kali.
Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan evaluasi terhadap Indeks LQ45 dan IDX30. Tercatat ada 3 saham yang menjadi anggota konstituen terbaru masing-masing indeks ini. Di indeks LQ45, BEI memasukkan tiga saham baru, yakni PT Bank Jago Tbk. (ARTO), PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), dan PT Indika Energy Tbk. (INDY).
Sementara itu, di IDX30, BEI memasukkan 3 saham terbaru, yakni PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dan PT Harum Energy Tbk. (HRUM) , dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG).
ARTO mengapresiasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang telah memasukan saham Bank Jago (ARTO) ke dalam indeks utama LQ45 dan IDX30.
Direktur Kepatuhan Bank Jago Tjit Siat Fun menilai hal ini sebagai bentuk kepercayaan para investor saham terhadap proyeksi kinerja Bank Jago pada masa mendatang. Dia mengatakan pada semester II/2022 perseroan akan melanjutkan sejumlah rencana kerja dalam memperluas dan memperdalam kolaborasi dengan ekosistem keuangan seperti multifinance, finansial teknologi, dan lembaga keuangan digital lainnya.
Baca Juga
“Memperluas dalam arti adalah menambah jumlah mitra ekosistem yang bekerja sama dengan kami. Sementara memperdalam, kami akan menambah berbagai bentuk kolaborasi dengan ekosistem yang sudah ada selama ini, seperti Gojek, Tokopedia, Carsome, BFI Finance dan lain-lain,” kata Afun kepada Bisnis, Kamis (28/7).
Dia berharap kolaborasi yang telah terjalin bisa membawa kinerja Bank Jago menuju target rencana bisnis yang telah ditetapkan.
Sekadar informasi, Bank Jago menutup kuartal II/2022 dengan kinerja positif. Perusahaan berkode saham ARTO tersebut telah melayani nasabah funding sebesar lebih dari 3 juta nasabah, dengan DPK yang dihimpun mencapai Rp6,1 triliun.
Dengan posisi tersebut, maka rata-rata DPK yang diserahkan nasabah ke Bank Jago sekitar Rp2 juta. Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar memaknai pertumbuhan tersebut sebagai apresiasi terhadap upaya Bank Jago dalam menghadirkan aplikasi perbankan yang menjawab kebutuhan nasabah.
Penerimaan tinggi masyarakat terhadap Aplikasi Jago telah mendorong jumlah nasabah perusahaan, yang tumbuh lebih dari 100 persen dalam 6 bulan atau tercatat 1,4 juta nasabah pada akhir 2021.
Sementara itu, penyaluran kredit dan pembiayaan syariah tumbuh 234 persen dibandingkan dengan semester I/2022 menjadi Rp7,26 triliun pada semester I/2022.
Kombinasi antara struktur dana yang membaik dan pertumbuhan kredit yang tinggi berdampak positif pada perolehan laba bersih setelah pajak hingga kuartal II/2022 sebesar Rp29 miliar, berbanding terbalik dengan kuartal II/2021 yang masih mencatatkan rugi.