Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Jahja Setiaatmadja memproyeksikan bahwa Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,5 persen hingga September 2022.
“Ini berkaitan dengan prediksi, jika saya lihat sampai dengan September, mungkin Bank Indonesia masih bisa pertahankan suku bunga karena likuiditas di market tetap ample sampai saat ini,” ujarnya dalam siaran langsung di Instagram, Senin (22/8/2022) malam.
Jahja menambahkan bahwa memasuki September 2022, Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan akan kembali ke kondisi normal atau menjadi 9 persen. Kondisi tersebut disebut Jahja akan menarik likuiditas perbankan hingga sekitar Rp300 triliun.
“Nah, secara industri [likuiditas] masih cukup tapi bank per bank akan ada sedikit yang lebih dan kurang. At that time bank yang kurang akan menaikkan time deposit. Apakah BI Rate naik atau tidak, ya karena ini kebutuhan, mereka pasti akan menaikkan suku bunga deposito,” ujarnya.
Jahja menyatakan langkah bank yang memilih menaikkan suku bunga deposito akan menjadi pemicu kenaikan suku bunga. Oleh sebab itu, dia menilai bank sentral disebut bakal menaikkan suku bunga bunga rupiah setelah September 2022.
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada hari ini Selasa (23/8/2022) mulai pukul 14.00 WIB.
Salah satu hasil RDG yang paling ditunggu pelaku pasar adalah pengumuman suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo nantinya akan mengumumkan kenaikan atau mempertahankan suku bunga acuan 3,5 persen.
Sejumlah ekonom memproyeksikan bank sentral akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen pada Agustus 2022. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan langkah ini seiring dengan masih terkendalinya inflasi inti.
“BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan BI7DRR di level 3,5 persen pada RDG bulan ini mempertimbangkan bahwa inflasi fundamental atau inflasi inti yang masih terkendali,” katanya kepada Bisnis.
Sementara itu, Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Faisal Rachman juga memprediksi bank sentral akan tetap mempertahankan suku bunga acuan sebesar 3,50 persen pada Agustus 2022.
Kendati demikian, dia melihat ada ruang bagi Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga ke depan lantaran inflasi diperkirakan merangkak naik, baik secara headline maupun core.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi inti pada Juli 2022 masih terkendali pada tingkat 2,86 persen secara tahunan. Meskipun, inflasi pada Juli 2022 secara umum telah mencapai tingkat 4,94 persen secara tahunan.