Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maybank Indonesia (BNII) Kaji Naikkan Suku Bunga pada Kuartal IV/2022

Langkah Bank Indonesia dalam menaikkan suku bunga acuan sudah tepat, mengingat sejumlah bank sentral di dunia juga melakukan hal yang sama.
Karyawan melayani nasabah disalah satu kantor cabang PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) di Jakarta, Rabu (2/3/2022)./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melayani nasabah disalah satu kantor cabang PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) di Jakarta, Rabu (2/3/2022)./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, DENPASAR - PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) belum berencana untuk menaikkan suku bunga pinjaman dalam kurun waktu waktu dekat. Kenaikkan suku bunga diperkirakan baru akan terjadi pada kuartal IV/2022.

Direktur Keuangan Maybank Indonesia Thilagavathy Nadason menilai langkah Bank Indonesia dalam menaikkan suku bunga acuan sudah tepat, mengingat sejumlah bank sentral di dunia juga melakukan hal yang sama seiring agresivitas The Fed dalam memompa suku bunga.

Adapun di Asia, Indonesia menjadi negara terakhir yang menaikkan suku bunga. Dia mengapresiasi Bank Indonesia yang dapat mempertahankan suku bunga tetap rendah selama ini.

“Kami ingin mempertahankan sejauh mungkin loan yield kami, dan juga mempertahankan beban dana (cost of fund). Tetapi, kalau beban dana mulai naik sedikit-sedikit, mau tidak mau loan yield akan ikut naik. Itu saya pikirkan pada kuartal terakhir, mungkin 1 -3 bulan tidak akan terasa,” kata Thilagavathy di Denpasar, Sabtu (27/8/2022).

Sekadar informasi, merujuk pada laman resmi Maybank Indonesia, suku bunga dasar kredit Maybank Indonesia untuk segmen bisnis korporasi per Januari 2022 sebesar 8 persen per tahun, kredit ritel sebesar 9 persen per tahun, KPR sebesar 8,25 persen per tahun dan non KPR sebesar 9 persen per tahun.

Dia mengatakan perseroan juga masih menunggu lembaga penjamin simpanan sebelum memutuskan untuk menaikkan suku bunga simpanan dan pinjaman.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Rapat Dewan Gubernur pada Agustus 2022 menjadi 3,75 persen.

Kenaikkan suku bunga acuan tersebut merupakan yang pertama kalinya setelah 17 bulan beruntun dipertahankan pada level 3,5 persen.

Chief Economist Permata Bank Josua Pardede berharap kenaikkan suku bunga Bank Indonesia nantinya tidak akan berdampak signifikan terhadap kredit. Kendati demikian, dia menilai seandainya suku bunga acuan naik, dampaknya tidak akan langsung dirasakan oleh masyarakat pada tahun ini.

Kenaikkan suku bunga kredit, termasuk kredit pemilikan rumah (KPR), kemungkinan akan terimbas pada tahun depan.

“Tetapi kemungkinan pada awal tahun depan akan berpengaruh [terhadap kredit]. Jadi yang harus kita cermati adalah pertumbuhan kredit pada tahun depan karena dampak dari kenaikkan suku bunga akan lebih kelihatan lagi pada tahun depan,” kata Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper