Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Klaim KUR Naik, IFG: Askrindo dan Jamkrindo Butuh Segera PMN

IFG telah mengajukan usulan penambahan modal lewat penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp6 triliun.
Pekerja melakukan pemasangan logo Indonesia Financial Group (IFG) di Jakarta, Selasa (11/1/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja melakukan pemasangan logo Indonesia Financial Group (IFG) di Jakarta, Selasa (11/1/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia Financial Group (IFG) menyampaikan bahwa anak usahanya, yakni PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), perlu segera mendapatkan penguatan permodalan.

Kebutuhan suntikan modal ini seiring tren kenaikan klaim kredit usaha rakyat (KUR) yang bersumber dari kredit yang terdampak pandemi Covid-19.

Guna meningkatkan kapasitas dua anak usahanya itu dalam melakukan penjaminan KUR sampai dengan 2026, IFG telah mengajukan usulan penambahan modal lewat penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp6 triliun. PMN yang diajukan tersebut nantinya akan disuntikkan ke Askrindo dan Jamkrindo masing-masing senilai Rp3 triliun.

"Perlu kami sampaikan bahwa kenapa ini segera harus diberikan penguatan karena memperhatikan tren klaim yang terjadi belakangan ini sudah terjadi peningkatan klaim dari KUR, baik yang secara normal maupun yang sudah turun dari loan at risk," ujar Wakil Direktur Utama IFG Hexana Tri Sasongko dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (14/9/2022).

Untuk Askrindo, total pengajuan klaim KUR pada 2020 tercatat mencapai Rp1,43 triliun dan meningkat menjadi Rp2,08 triliun pada 2021. Sementara itu, sampai dengan Juni 2022, angka klaim tercatat mencapai Rp1,23 triliun dan diperkirakan akan mencapai Rp2,46 triliun pada akhir 2022.

Pola yang serupa, kata Hexana, juga terjadi di Jamkrindo. Namun, ia tak menyampaikan data klaim yang terjadi di Jamkrindo dalam paparannya.

Berdasarkan perhitungan IFG, tanpa penambahan modal PMN, dalam jangka pendek gearing ratio Askrindo dan Jamkrindo akan melampaui batas ketentuan yang persyaratkan regulator, yakni tidak melebihi 20 kali dari kapasitas permodalan yang ada. Adapun, gearing ratio merupakan perbandingan antara total nilai penjaminan yang ditanggung sendiri dengan ekuitas lembaga penjamin pada waktu tertentu.

Kenaikan gearing ratio tersebut seiring terus meningkatnya target kenaikan volume KUR dari tahun ke tahun. Pada 2021, target penyaluran KUR oleh pemeirntah mencapai Rp220 triliun, namun realisasinya dapat mencapai Rp285 triliun.

Target penyaluran KUR di 2022 meningkat menjadi Rp250 triliun dan realisasinya diproyeksikan dapat mencapai Rp373 triliun.

IFG memproyeksikan angka penyaluran KUR di 2023 akan mengalami kenaikan mencapai Rp285 triliun-Rp452 triliun. Angka ini akan terus meningkat dan dapat tembus mencapai Rp729 triliun pada 2026.

Tanpa penambahan PMN gearing ratio Jamkrindo di 2024 diperkirakan sudah mencapai 20,27 kali dan Askrindo 18,87 kali. Kemudian di 2025, gearing ratio Jamkrindo diperkirakan sudah 22,81 kali dan Askrindo 20,76 kali. Gearing ratio keduanya di 2026 diperkirakan akan mencapai 25,12 kali untuk Jamkrindo dan 22,34 kali untuk Askrindo.

"Angka-angka tersebut belum memperhitungkan kenaikan klaim yang akan terjadi di masa-masa mendatang karena pandemi," kata Hexana.

Oleh karena itu, untuk dapat menjalankan penugasan pemerintah dalam melakukan penjaminan KUR, IFG meminta dukungan Komisi VI DPR RI agar dapat memperoleh PMN Rp6 triliun di APBN Tahun Anggaran 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper