Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga BI Diramal Naik ke 4,75 Persen hingga Akhir 2022

Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Faisal Rachman menilai kebijakan rendah suku bunga BI telah berakhir.
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020).  Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) diperkirakan akan terus naiik di tengah kondisi eksternal dan domestik saat ini.

Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Faisal Rachman menilai, era kebijakan rendah suku bunga BI telah berakhir. Penyebab berakhirnya bunga murah ini seiring tekanan yang datang dari sisi eksternal yaitu depresiasi nilai tukar rupiah serta ingkat inflasi yang tinggi di dalam negeri.

“Secara keseluruhan kami berharap BI akan terus menaikkan BI-7DRRR menjadi 4,75 persen hingga akhir 2022 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 3,50 persen dan 5,00 persen pada 2023,” kata Faisal dalam keterangan resmi, Kamis (22/9/2022).

Dia menuturkan, The Fed terus menaikkan suku bunganya untuk mengembalikan inflasi AS ke targetnya. Langkah tersebut tentu saja memicu risk-off atau flight to quality sentimen  alias capital outflow di pasar negara berkembang, termasuk pasar keuangan Indonesia. Kebijakan ini akan terasa khususnya di pasar SBN. 

Situasi tersebut juga memberikan tekanan pada sektor eksternal Indonesia yakni stabilitas rupiah.  Faisal mengakui kinerja ekspor yang baik di tengah harga komoditas yang tinggi memungkinkan Indonesia untuk tetap menjalankan serangkaian surplus perdagangan yang besar.

Kemudian dari sisi domestik, inflasi Indonesia berada di atas kisaran sasaran inflasi BI sebesar 2-4 persen sejak Juni 2022 dan diperkirakan akan mencapai di atas 6 persen pada akhir 2022, menyusul membaiknya permintaan dan penyesuaian harga bensin dan solar bersubsidi yang dilakukan pemerintah pada awal September 2022. 

“Dengan tekanan yang datang dari sisi eksternal yakni depresiasi nilai tukar rupiah dan dari sisi domestik berupa tingkat inflasi yang tinggi, kami memandang BI ke depan akan beralih dari kebijakan moneter longgar ke kebijakan kenaikan suku bunga untuk memastikan stabilitas,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper