Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gadai Swasta Melejit Kala Ekonomi Sulit, Tumbuh 91,38 Persen!

Setidaknya ada dua faktor yang membuat pinjaman dari perusahaan gadai lebih unggul di tengah kondisi ekonomi sulit.
Ilustrasi kegiatan gadai.
Ilustrasi kegiatan gadai.

Bisnis.com, JAKARTA — Memasuki periode 2022, industri gadai swasta tak lagi bisa dianggap remeh, kendati penyaluran pembiayaannya masih terbilang 'receh' ketimbang perusahaan gadai pelat merah.

Pasalnya, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kinerja pembiayaan gadai swasta tumbuh sebesar 91,38 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp1,38 triliun. Fenomena ini menjadi bukti bahwa kehadirannya semakin relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B OJK Bambang W Budiawan menjelaskan lebih lanjut bahwa saat ini pembiayaan industri gadai secara umum tumbuh 4,12 persen yoy menjadi Rp56,59 triliun. Perusahaan gadai pelat merah, PT Pegadaian mengambil porsi 97,56 persen atau Rp55,21 triliun.

"Pertumbuhan ini menggambarkan preferensi masyarakat Indonesia saat ini dalam memanfaatkan berbagai alternatif produk keuangan," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (19/10/2022).

Bambang menekankan moncernya penyaluran pembiayaan gadai swasta merupakan buah dari tumbuhnya minat investor untuk mengambil momentum menjadi pemain baru bisnis gadai di Tanah Air.

"Dari aspek supply side, langkah strategis yang dilakukan oleh lembaga keuangan seperti bank dan perusahaan pembiayaan yang cenderung ketat dan berhati-hati, dimanfaatkan oleh peminat pelaku usaha gadai untuk mengembangkan kegiatan usahanya," ungkap Bambang.

Sepanjang tahun lalu, OJK mencatat pemain yang memperoleh izin usaha gadai mencapai 95 entitas. Sepanjang tahun ini, terdapat penambahan lagi sebanyak 21 entitas perusahaan gadai swasta yang memperoleh izin usaha.

Statistik OJK terkait industri gadai pun menggambarkan hal tersebut, di mana per Juli 2020 jumlah pemain gadai swasta hanya 85 entitas. Seluruhnya skema konvensional.

Setahun kemudian alias Juli 2021, jumlah pemain gadai swasta mulai naik ke 104 entitas yang seluruhnya juga berskema konvensional.

Sementara per Juli 2022, jumlah pemain gadai swasta konvensional mencapai 131 entitas (22 di antaranya masih terdaftar, tengah menjalani proses memperoleh izin). Selain itu, muncul pula gadai swasta skema syariah yang per Juli 2022 mencapai 3 entitas.

Menurut Bambang, mekanisme gadai dinilai selangkah lebih unggul dalam menyita preferensi masyarakat dalam mengakses pinjaman di kala krisis. Buktinya terlihat dari semaraknya permintaan gadai ketika pandemi Covid-19 lalu.

Terlebih, semakin maraknya outlet-outlet gadai swasta di jalan-jalan protokol dan tempat-tempat strategis, dengan papan iklan besar yang mencolok, serta berani mengakomodasi barang jaminan yang beraneka ragam, telah meningkatkan awareness masyarakat soal industri gadai swasta.

"Melihat kondisi tersebut, investor menilai industri gadai berpotensi terus tumbuh dan menjanjikan keuntungan yang konsisten di masa yang akan datang. Hal ini pula yang menyebabkan pertumbuhan jumlah pelaku usaha gadai baru beberapa tahun terakhir cenderung stabil dan konsisten," jelas Bambang.

Bergeser ke aspek demand side, Bambang mengakui pinjaman melalui mekanisme gadai masih diminati sampai saat ini. Setidaknya ada dua faktor yang membuat pinjaman dari perusahaan gadai lebih unggul di tengah kondisi ekonomi sulit, yaitu kecepatan dan kepastian.

"Selain proses pengajuan yang singkat dengan waktu rata-rata pencairan tidak lebih dari satu jam, masyarakat juga tidak perlu khawatir pengajuan pinjamannya ditolak karena ada [pengecekan] track record pinjaman dari lembaga keuangan lain," ungkapnya.

Sebagai gambaran, lembaga keuangan seperti bank dan perusahaan pembiayaan cenderung lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan di masa krisis. Oleh sebab itu, pengecekan riwayat kredit calon debitur merupakan keniscayaan dalam pengukuran risiko kredit.

Sebaliknya, fokus perusahaan gadai lebih kepada berapa nilai taksiran barang jaminan debitur bersangkutan, dan bagaimana harga jual kembali barang tersebut apabila di masa depan debitur gagal memenuhi kewajibannya.

Oleh karena itu, masyarakat yang membutuhkan pendanaan cepat, baik dalam rangka keberlangsungan usaha, peningkatan produktivitas, maupun dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari, cenderung akan mencari alternatif pendanaan yang memudahkan, salah satunya lewat mekanisme gadai.

"Masyarakat yang memiliki simpanan barang berharga seperti logam mulia, maupun barang-barang yang memiliki nilai ekonomis, cenderung akan memilih menggadaikan barang ke perusahaan gadai. Terlebih, sejak awal 2022 ini ada fenomena proses recovery dari semua aspek ekonomi. Akses pinjaman melalui industri gadai berpotensi masih akan terus meningkat," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper